Berita

Sejak 2017, sekitar 364 ribu anak angkat kaki karena kekerasan militan di Mozambik/AFP

Dunia

Keji! Penculikan Anak Jadi Taktik Baru Kelompok Militan Di Mozambik

KAMIS, 10 JUNI 2021 | 20:57 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Konflik dan kekerasan kelompok militan bersenjata yang masih menjadi masalah akut di Mozambik menuai sorotan segar dari publik internasional.

Betapa tidak, sebuah laporan terbaru yang dirilis oleh badan amal Inggris, Save the Children menemukan bahwa selama tiga setengah tahun terakhir, kelompok militan yang bermarkas di bagian utara Mozambik telah menculik puluhan anak, kebanyakan dari mereka adalah anak perempuan.

Temuan tersebut mengkhawatirkan karena penculikan anak telah menjadi semacam taktik baru yang digunakan oleh para militan untuk mengobarkan ketakutan dan kekerasan.


Save the Children menemukan bahwa setidaknya ada 51 anak yang telah diculik selama tiga tahun lebih terakhir di Provinsi Cabo Delgado, Mozambik. Wilayah tersebut diketahui masih jauh dari kata aman, karena ulah kelompok militan lokal yang dikenal dengan nama al-Shabab yang tidak segan melakukan tindakan keji ke masyarakat setempat.

Sejak tahun 2017, kelompok itu kerap membakar rumah, memenggal kepala orang dan memaksa beberapa orang masuk ke barisan mereka atau menahan mereka sebagai budak seks.

Tercatat sejak saat itu, setidaknya ada 700 ribu orang angkat kaki dari wilayah tersebut. Sekitar 364 ribu di antaranya adalah anak-anak.

Kini, ulah mereka semakin meresahkan dengan modus baru penculikan anak.

Direktur badan amal Save the Children Chance Briggs menyoroti dengan serius situasi tersebut.

"Diculik, menyaksikan penculikan, mengalami serangan, dipaksa melarikan diri dari kelompok bersenjata , ini adalah peristiwa yang sangat traumatis bagi anak-anak dan remaja," kata Briggs dalam laporan itu.

Karena itulah, Save the Children menyerukan pembebasan segera semua anak yang diculik dan pelakunya harus dimintai pertanggungjawaban.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya