Berita

Kecelakaan Tesla di Texas/Net

Dahlan Iskan

Kebakaran Tesla

RABU, 21 APRIL 2021 | 04:42 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

SAYA telat dua hari menulis ini –tentu gara-gara Vaksin Nusantara. Tapi hebohnya belum reda. Orang masih penasaran: siapa dua orang yang mati terbakar di dalam mobil Tesla model S –seperti milik saya– Sabtu malam lalu itu.

Yang sudah jelas: tidak ditemukan mayat di kursi kemudi. Satu mayat ditemukan di kursi depan samping. Satu mayat lagi di kursi belakang.

Berarti mobil itu berjalan tanpa ada yang mengemudikan. Padahal lagi dalam kecepatan tinggi. Itu diketahui dari analisis ahli kecelakaan mobil di Amerika.

Yang juga jelas: mobil itu gagal belok. Padahal jalan raya di situ lagi melengkung. Mobil tersebut terus melaju lurus. Tetap dalam kecepatan tinggi. Mobil pun meninggalkan jalan raya tanpa direm. Ia baru berhenti ketika menabrak pohon yang tumbuh agak jauh dari pinggir jalan.

Dua orang itu kelihatannya penduduk setempat. Yakni penduduk kota The Woodlands, sekitar 50 Km di utara Houston, Texas. Jalan Raya yang menikung itu adalah jalan raya di dalam kota itu. Bukan jalan raya antar kota –bukan highway.

Tepatnya, kecelakaan itu terjadi di Jalan Lake Woodlands. Jalan itu tidak jauh dari Highway 45 jurusan kota besar Houston. Bisa jadi penumpang Tesla itu baru saja exit dari Highway 45 dari arah Houston.

Hampir pasti mobil itu dijalankan secara autopilot. Terbukti tidak ada mayat di kursi pengemudi. Belakangan ini memang banyak pemilik Tesla yang mem-posting video kebanggaan di YouTube: tidur di dalam Tesla yang lagi melaju kencang. Rasanya seperti bangga kalau posting adegan seperti itu. Sebagian video itu asli. Sebagian lagi dicurigai sebagai video editan.

Tesla sebenarnya sudah mengingatkan: harus tetap ada yang mengontrol kemudi saat mobil dijalankan secara otomatis. Tapi banyak pemilik Tesla ingin membanggakan kemampuan mobil itu berjalan sendiri.

Kecelakaan itu tragis. Bukan saja mobil terbakar hebat, tapi juga apinya tidak bisa dipadamkan. Sampai menghabiskan air 32.000 galon pun belum padam.

Itu karena energi di baterainya masih banyak. CEO Tesla Elon Musk pernah ditanya tentang cara-cara memadamkan kebakaran seperti itu. Jawabnya: biarkan saja terbakar sampai mati sendiri.

Drama lainnya adalah: bunyi posting-an Twitter Elon Musk. Beberapa jam sebelum kecelakaan itu Elon Musk mengunggah tweet-nya: "Tesla dengan autopilot-nya sekarang mendekati 10 kali lebih aman terhadap kecelakaan dibanding mobil pada umumnya".

Ternyata tweet itu langsung disambut oleh kecelakaan terhebat.

Maka ketika terjadi kecelakaan di The The Woodlands dekat Houston itu, Elon Musk cepat sekali mengunggah tweet: dari data yang didapat, mobil yang mengalami kecelakaan tersebut tidak sedang diaktifkan autopilot-nya. "Pemilik mobil juga tidak pernah membeli software Full Self Driving (FSD)."

Mobil tersebut dibeli tahun 2019. Belum dilengkapi fasilitas FSD. Tapi program di mobil Tesla memang bisa terus ditambah. Caranya: terus membeli software baru. Belinya lewat online. Di-install-nya juga lewat online.

Semua mobil Tesla memang terhubung dengan sistem komputer di Tesla. Kalau ada kerusakan, misalnya, bisa mengadu lewat layar yang ada di mobil. Cara memperbaikinya diinstruksikan juga lewat layar lebar di sebelah kemudi.

Bahwa Elon Musk bisa menegaskan bahwa sistem autopilot mobil tersebut tidak sedang on tentu didapat dari sistem pelaporan dari komputer itu.

Menurut Tesla, autopilot itu memang tidak menjamin sepenuhnya. Sistem itu baru berlaku kalau meluncur di jalan yang ada garis markanya. Sistem autopilot yang membuat mobil akan terus berjalan di tengah antara garis kanan dan kiri. Dalam arti lain: kalau jalan tersebut tidak memiliki garis, sistem autopilot-nya tidak berfungsi.

Bahkan sistem itu akan error kalau menghadapi garis jalan yang terputus. Juga garis yang berada di aspal yang aspalnya retak. Pun bila keretakan itu sudah ditambal.

Mobil bagus itu ternyata memerlukan jalan yang amat bagus. Karena itu saya tidak pernah berusaha mengaktifkan sistem autopilot-nya.

Maka dalam satu minggu ini masih akan terus terjadi perdebatan soal autopilot itu. Bahkan, menurut berbagai media di Amerika, kecelakaan Sabtu malam lalu itu akan mampu mengubah peraturan penggunaan autopilot.

Tesla juga dianggap berlebihan dalam mempromosikan autopilot. Memang Tesla sudah memberikan warning-nya, tapi konsumen begitu percaya pada kemampuan autopilot Tesla.

Perburuan siapa mayat dua orang itu juga masih ditunggu hasilnya. Saya sendiri yakin kedua orang itu penduduk kota kecil The Woodlands.

Meski kecil kota ini istimewa. Isinya kantor-kantor perusahaan raksasa. Terutama di bisnis minyak.

Houston sendiri adalah "ibu kota" minyak dan gas dunia. Tapi kota Houston dianggap sudah terlalu ruwet – ukuran Amerika.

Maka di tahun 1980 dibangunlah kota baru, The Woodlands. Di tengah hutan. Pohon-pohon banyak dipertahankan. Termasuk yang ditabrak Tesla tadi.

Awalnya penduduk kota ini hanya 8.000 orang –hampir semuanya orang kulit putih kaya. Rupanya kota baru ini dibangun sebagai koreksi pada Houston yang dianggap sudah terlalu banyak dihuni orang kulit hitam dan Hispanik.

Sekarang kota The Woodlands sudah berpenduduk 100.000 orang. Tapi tidak ada wali kota di situ. Kota ini diurus oleh dewan direksi. Untuk sehari-hari diurus oleh seorang general manajer.

Sungguh penasaran untuk segera tahu siapa dua mayat itu. Lalu mengapa yang satu duduk di kursi belakang. Apakah dua-duanya lagi tidur? Ataukah yang di belakang itu bertugas membuat video? Atau apa?

Rongsokan Tesla itu sendiri sudah diangkut dengan trailer. Sudah tidak terlihat wujud mobilnya. Tinggal chassis, roda belakang dan sedikit bagian belakang.

Empat jam lamanya mobil itu terbakar. Kobarannya hebat. Waktunya panjang. Bisa jadi kecelakaan ini akan ikut membakar hati Elon Musk –melebihi 28 kecelakaan Tesla sebelum ini.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya