Berita

Pengamat politik Islam dan Timur Tengah Dr. Muhammad Najib dalam program webinar mingguan RMOL World View/RMOL

Dunia

AS Pernah Salah Perhitungan Dengan Iran, Tapi Israel Tetap Untung

SENIN, 19 APRIL 2021 | 15:16 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Langkah Donald Trump semasa menjabat sebagai orang nomor satu di Amerika Serikat, yang membawa negeri Paman Sam keluar dari kesepakatan nuklir Iran atau dikenal dengan nama resmi Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), merupakan sebuah bentuk kesalahan kalkulasi.

"Trump salah kalkulasi. Trump berpikir dengan keluar dari perjanjian itu dan mengancam akan memberikan sanksi maksimum, maka Iran akan tunduk," kata pengamat politik Islam dan Timur Tengah Dr. Muhammad Najib dalam program webinar mingguan RMOL World View bertajuk "Antara Amerika Serikat, Iran dan Israel" yang diselenggarakan pada Senin (19/4).

Namun alih-alih tunduk, Iran justu tidak gentar dengan sikap Amerika Serikat saat itu dan berbalik melawan.


"Ada banyak peristiwa yang menunjukkan perlawanan Iran pada tekanan Amerika Serikat. Misalnya ketika (komandan pasukan Iran, Qassem) Soleimani yang dihajar dengan drone oleh Amerika Serikat saat hendak meninggalkan bandara internasional Baghdad (Januari 2020), Iran bukannya gentar, tapi justru balas serang balik basis militer Amerika Serikat di Irak," papar Najib.

Indikator lainnya adalah ketika drone Amerika Serikat hendak masuk ke wilayah Iran, negeri persia itu dengan cekatan menembak jatuh drone tersebut.

"Ini menunjukkan bahwa hanya Iran berani, namun juga memiliki kemampuan untuk melawan Amerika Serikat," jelasnya.

Namun di sisi lain, Israel sebagai "anak emas" Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah justru diuntungkan dengan situasi tersebut.

"Israel merasa beruntung karena berkepentingan untuk gunakan tangan Amerika Serikat untuk serang Iran," kata Najib.

Israel, ujar Najjib, tidak memiiki keberanian untuk menyerang Iran sendiri. Oleh karena itu, cara yang digunakan oleh Israel adalah provokasi, dengan harapan bisa menggunakan kekuatan Amerika Serikat untuk menyerang Iran.

"Jadi, semasa Trump memimpin, Amerika Serikat mungkin nsaja salah perhitungan terhadap Iran, Amerika Serikat mungkin saja rugi, tapi Israel tetap untuk terus," demikian Najib.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya