Berita

Ledakan bom di depan Gereja Katedral Makasar pada 28 Maret 2021/Net

Pertahanan

Antara Bom Makassar, Penembakan Mabes Polri, Dan Operasi Senyap Densus 88 Di Jakarta

SABTU, 10 APRIL 2021 | 13:12 WIB | OLEH: MEGA SIMARMATA

Cukup menarik perhatian berita yang muncul menjelang akhir pekan ini.

Bahwa dalam operasi senyapnya pasca Bom Makassar dan penembakan di Mabes Polri, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror melakukan operasi penangkapan terhadap terduga teroris di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

Dalam operasi itu, sebanyak 12 terduga teroris ditangkap oleh Densus 88 Antiteror.

Namun menurut Mabes Polri, ke-12 orang terduga teroris itu tidak masuk dalam kelompok teroris yang ada, seperti Jamaah Ansharut Daullah (JAD) ataupun Jamaah Islamiyah (JI).

"(Ini) tidak ada kelompok," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan kepada wartawan di Mabes Polri, Jumat (9/4).

Meski demikian, kata Ahmad, ke-12 terduga teroris tersebut perbuatannya telah memenuhi unsur tindak pidana terorisme, meskipun ia tak merinci perbuatan yang mengarah kepada tindak pidana terorisme.

"Tapi perbuatannya memenuhi unsur tindak pidana terorisme," tandas Ahmad.

Adapun ke-12 orang terduga teroris yang ditangkap Densus di wilayah DKI Jakarta itu antara lain HH, ZA, AJ, BS, WJ, NAA, AN, DK, AK, AP dan dua terakhir yaitu NF dan W.

Densus menemukan bahan peledak hingga bom aktif dari beberapa barang bukti yang disita milik para terduga.

Apa yang bisa diulas dari perkembangan dari serangkaian penangkapan ini?

Pertama bahwa kerja keras Densus 88 Antiteror menangkapi terduga teroris di sejumlah daerah harus sangat diapresiasi.

Yang kita tahu adalah Densus tidak berhenti menguber para terduga teroris itu, entah itu yang berkelompok atau non kelompok.

Seiring dengan terjadinya penangkapan-penangkapan yang gencar dilakukan Densus 88 Antiteror belakangan ini, apa yang dikatakan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X sangat tepat sekali.

Sebab, penangkapan terhadap terduga teroris itu justru dapat mengurangi kecenderungan terjadinya sesuatu.

Sri Sultan Hamengku Buwono X mengaku lega sejumlah terduga teroris di wilayahnya ditangkap Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri.

"Kalau saya dengan ditangkap itu malah senang. Dalam arti kecenderungan-kecenderungan untuk terjadi sesuatu yang menimpa Yogyakarta akan berkurang," kata Sultan HB X di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin 5 April 2021.

Kedua yang perlu digarisbawahi dari serangkaian penangkapan ini adalah ketelitian dan kecermatan Densus 88 Antiteror Polri mengurai dengan cepat mata rantai dan simpul simpul terorisne di tanah air.

Bukan seberapa banyak jumlah terduga teroris yang ditangkap yang terpenting untuk dilakukan Densus.

Tapi melacak sampai dimana jaringan ini berkembang biak dan berkembang pesat.

Sulit untuk diterima dengan akal sehat jika para terduga teroris yang ditangkapi Densus di wilayah DKI Jakarta mengaku tak menginduk pada suatu kelompok teroris manapun.

Jika menurut pengakuan mereka bahwa mereka bergerak dan bertindak seorang diri, hal itu sangat mustahil.

Bukan tidak mungkin, mereka memang sudah dilatih dan dibaiat untuk memberi pengakuan demikian jika satu waktu tertangkap.

Kita cermati ZA, perempuan penembak di Mabes Polri. Ia disebut sebagai lone wolf atau bertindak perorangan dalam aksi terorismenya.

Tetapi saat Densus mengejar dan berhasil menangkap si penjual senjata airgun kepada penyerang Mabes Polri Zakiah Aini (ZA).

Penjual airgun itu bernama Muchsin Kamal alias Imam Muda telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.

Muchsin Kamal pernah menjalani hukuman penjara sebagai narapidana kasus terorisme terkait kasus di Aceh pada 2010

Kemudian, ia pernah mengikuti program deradikalisasi sejak tahun 2016 lalu.

Artinya, tidak pernah ada lone wolf.

Dari satu aksi ke aksi lainnya ternyata saling berkaitan.

Atau paling tidak ada benang merahnya.

Mustahil hanya sebuah kebetulan jika ZA membeli senpi secara online dari mantan teroris yang setelah lepas dari penjara melakukan bisnis penjualan senjata secara online.

Di sinilah sekali lagi, dibutuhkan ketelitian dan kecermatan Densus 88 membongkar semua itu secara habis-habisan.

Agar Indonesia sungguh dapat merasakan situasi yang benar benar aman seaman amannya.

Terorisme, siapapun yang melakukan..

Terorisme, apapun alasan melakukan..

Harus disadari bahwa terorisme itu kejahatan terhadap kemanusiaan.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya