Berita

Pemerintah Jepang khawatir jika varian baru virus corona akan mendorong gelombang keempat infeksi yang akan mengganggu pelaksanaan Olimpiade Tokyo pertengahan tahun ini/Net

Dunia

Jepang Waswas, Varian Baru Akan Jadi Dalang Gelombang Keempat Virus Corona

SENIN, 05 APRIL 2021 | 22:52 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Jepang tidak memandang sebelah mata kehadiran varian baru virus corona yang mejadi ancaman global saat ini. Pemerintah negeri sakura tersebut khawatir jika varian baru virus corona akan mendorong gelombang keempat infeksi yang akan mengganggu pelaksanaan Olimpiade Tokyo pertengahan tahun ini.

Sejumlah pakar menilai bahwa varian baru virus corona tampaknya lebih menular dan mungkin resisten terhadap vaksin yang sudah ada saat ini.

Kekhawatiran itu bukan tanpa alasan, mengingat salah satu kota terbesar di Jepang, yakni Osaka saat ini tengah menghadapi situasi yang tidak baik di mana infeksi mencapai rekor baru pekan lalu. Hal tersebut mendorong pemerintah daerah untuk memulai tindakan penguncian yang ditargetkan selama satu bulan mulai hari ini (Senin, 5/4).


Menurut penasihat pemerintah Jepang tentang pandemi Koji Wada, varian mutan Covid-19 yang pertama kali ditemukan di Inggris telah ditemukan juga di wilayah Osaka dan menyebar lebih cepat. Akibatnya, tempat tidur rumah sakit kembali terisi penuh dengan kasus yang lebih serius daripada virus corona sebelumnya.

Wada yang juga merupakan seorang profesor di Universitas Internasional Kesehatan dan Kesejahteraan Tokyo memprediksi bahwa gelombang keempat akan menjadi lebih besar.

“Kami perlu mulai membahas bagaimana kami dapat memanfaatkan langkah-langkah yang ditargetkan ini untuk wilayah Tokyo," ujarnya, seperti dikabarkan Reuters (Senin, 5/4).

Diketahui bahwa akibat meningkatnya kasus infeksi virus corona di Osaka, pemeritah setempat memutuskan untuk membatalkan acara estafet Obor Olimpiade di sana. Namun Perdana Menteri Yoshihide Suga bersikeras Jepang akan tetap melaksanakan Olimpiade sesuai jadwal.

Jepang sendiri telah dua kali mengumumkan keadaan darurat yang mencakup sebagian besar negara dalam satu tahun terakhir. Keadaan darurat terbaru diterapkan tepat setelah Tahun Baru ketika gelombang pandemi ketiga dan paling mematikan melanda.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya