Berita

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro/Ist

Nusantara

Menristek: Pembangunan Ekonomi Bukan Lagi Didasarkan Sumber Daya, Tapi Inovasi

JUMAT, 26 MARET 2021 | 11:58 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Diperlukan sinergi triple helix antara akademisi, pemerintah, dan industri untuk mempercepat penanganan Covid-19 serta pemulihan dampak ekonomi dan sosialnya.

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengatakan, Indonesia harus mengubah paradigma pembangunan ekonomi dari resource-driven economy menjadi innovation-driven economy. Hal itu juga dapat mempercepat penanganan pandemi dan dampaknya.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu mengatakan, Kemristek telah menginisiasi Konsorsium Riset dan Inovasi sejak Maret 2020. Konsorsium ini merupakan kolaborasi antara pemerintah, universitas, Lembaga Pemerintah Nonkementerian (LPNK), industri, diaspora, asosiasi profesional, dan rumah sakit.


Satu tahun berjalan, konsorsium ini telah melahirkan lebih dari 60 produk inovasi yang sedang dan telah dikembangkan untuk penanganan Covid-19. Di anaranya adalah PCR Test Kit, Uji CePAD (Covid-19 Antigen) dari Universitas Padjadjaran, GeNose dari Universitas Gadjah Mada, dan Floked Swab dari UI.

Di samping itu juga terdapat alat kesehatan pendukung seperti ventilator, telah dikembangkan oleh beberapa universitas, seperti Institut Teknologi Bandung, UI, dan yang lain.

“Untuk inovasi terapi, terdapat Convalescent Plasma dan Mesenchymal stem cells, yakni inovasi dari UI yang dapat memperbaiki jaringan paru-paru dan bisa meningkatkan kesembuhan 2,5 kali lipat khusus pasien Covid-19 dengan kategori berat," ujar Bambang dalam sebuah webinar, seperti dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi, Jumat (26/3).

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Dexa Medica, Ferry A. Soetikno menuturkan bahwa pasar farmasi Indonesia memiliki potensi pertumbuhan yang menjanjikan.

“Kesadaran akan hidup sehat juga meningkat, sehingga kebutuhan konsumen terhadap suplemen preventif memiliki peluang yang besar. Urgensi untuk membangun kemandirian industri bahan baku obat tidak bisa ditawar lagi," kata Ferry.

Hadir dalam webinar tersebut Wakil Direktur IMERI-FKUI, Budi Wiweko, menjelaskan tentang teknologi mahadata (big data) yang menjadi sebuah potensi pelayanan kesehatan di masa mendatang.

Menurutnya, big data akan menjadi suatu jenis pelayanan kesehatan baru. Sumber big data dalam bidang kesehatan diperoleh dari Rumah Sakit, laboratorium, emergency, disease registries, Biobank, dan lain sebagainya.

Nantinya, perpaduan perilaku, manusia, teknologi dan big data akan menghasilkan apa yang disebut “Kedokteran Presisi”, yaitu kedokteran yang menyesuaikan dengan kebutuhan pasien, yang dapat memprediksi masa depan kesehatan pasien.

Big data yang telah diolah dapat menjadi ‘model’ dan dapat digunakan untuk pengobatan. Misalnya, dari big data dapat diketahui bahwa dalam 10 tahun ke depan, seseorang dapat mengidap suatu penyakit seperti cenderung rentan darah tinggi, atau rentan mengidap penyakit kanker payudara, dan lain-lain. Ini dapat dipakai sebuah negara untuk mengelola kesehatan daerahnya melalui apa yang disebut “presisi public health”.

Dengan begitu, tenaga kesehatan di masa depan akan sangat dibutuhkan kemampuan dalam bidang teknologi, perilaku manusia, dan pemahaman data.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya