Berita

Menteri Kesehatan Publik Kuba Dr. Jose Angel Portal Miranda menjelaskan bahwa salah satu faktor kunci keberhasilan Kuba menangani Pandemi Covid-19 adalah adanya political will yang kuat/Net

Dunia

Kemampuan Kuba Tangani Pandemi Covid-19 Jadi Sorotan Utama Di Forum Sao Paulo 2021

KAMIS, 25 MARET 2021 | 23:16 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Kuba menjadi salah satu negara yang mengundang sorotan publik dunia di tegah pandemi Covid-19. Bukan tanpa alasan, negara di Karibia itu mendapat acungan jempol dari banyak pihak, karena bukan hanya dianggap berhasil menangani pandemi Covid-19 dengan baik, tapi juga memiliki solidaritas yang kuat dengan mengirimkan tim medis ke sejumlah negara yang kerepotan menangani pandemi Covid-19.

Bahkan, negara tetangga Amerika Serikat itu kini juga tengah mempersiapkan vaksin Covid-19 buatan dalam negeri.

Karena itulah, tidak heran jika Kuba jadi bahasan utama dalam Foro de Sao Paulo (FSP) atau Forum Sao Paulo yang digelar secara virtual pada Kamis (25/3).

Untuk diketahui, ini merupakan konferensi partai politik dan organisasi kiri di Amerika Latin dan Karibia. Forum ini pertama kali didirikan pada tahun 1990 ketika Partai Pekerja Brasil mendekati partai dan gerakan lain di Amerika Selatan dan Karibia dengan tujuan untuk memperdebatkan skenario internasional baru setelah runtuhnya Tembok Berlin dan konsekuensi dari implementasi kebijakan yang dianggap neoliberal yang diadopsi oleh pemerintahan berhaluan kanan di sana pada saat itu. Tujuan utamanya adalah untuk berargumentasi tentang alternatif dari neoliberalisme.

Forum Sao Paulo yang digelar pada tahun 2021 ini mengangkat tema besar #CubaPorLaVida atau "Cuba for life" yang merupakan bagian dari kampanye #BloqueoNoSolidaridadSi atau "Block No Solidarity Yes". Dalam forum ini,

Pada kesepatan tersebut, Menteri Kesehatan Publik Kuba Dr. Jose Angel Portal Miranda mengakui bahwa pandemi Covid-19 yang terjadi di dunia sejak tahun lalu memicu masalah kompleks yang berbuntut panjang, utamanya pada aspek kesehatan publik.

"Respon setiap negara terhadap pandemi ini berbeda, tergantung pada kondisi politik dan ekonomi negara tersebut, serta karakter dari sistem kesehatan mereka," jelasnya.

Di Kuba sendiri, sambungnya, salah satu kunci keberhasilan melawan pandemi Covid-19 adalah adanya political will yang kuat dari pemerintah Kuba.

"Kita memprioritaskan kesehatan masyarakat serta mengambil langkah antisipasi yang baik. Hal ini tidak lepas dari kuatnya ikatan antara pemerintah, sistem kesehatan serta pengambilan keputusan yang gesit. Kuba juga diuntungkan dengan sistem kesehatan yang kuat, bahkan sebelum pandemi terjadi," jelasnya.

Dia menjelaskan bahwa kuba memiliki desain sistem kesehatan yang dekat dengan setiap warganya di mana ada satu dokter untuk sejumlah komunitas warga.

Sehingga, jika ada satu kasus dikonfirmasi di masyarakat, akan lebih mudah untuk bisa ditangani dengan cepat dan dilacak kontak dekatnya.

"Kita punya desain sistem kesehatan untuk menangani kasus dengan baik serta sistem manajeman kesehatan yang terkoneksi, sosialisasi informasi serta layanan yang cepat, tepat dan gratis serta tidak diskriminatif," paparnya.

Bukan hanya itu, sebagai bagian dari political will yang kuat, sejak kasus pertama Covid-19 dikonfirmasi di Kuba, Maret 2020, pemerintah Kuba segera membentuk Kelompok Kerja Sementara yang langsung dipimpin oleh Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel yang berfungsi untuk memantau perkembangan kasus, melakukan langkah penanganan yang tepat, melakukan pencegahan serta menganalisis situasi.

"Lebih dari satu tahun kelompok ini dibentuk, kita terus mampu mengambil langkah-langah yang relevan dan tepat dengan perkembangan situasi," ujarnya.

"Semisal pada awal pandemi kita bisa dengan cepat memutuskan untuk melakukan semisal penutupan sebagian perbatasan, menuup sekolah, membatasi transportasi publik, melacak kontak pasien dan langkah lain yang diperlukan untuk menekan penyebaran virus corona," tekannya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya