Berita

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago/Net

Politik

Pangi Syarwi: Membela Partai Demokrat Tidak Dijadikan Momentum Oleh Jokowi, Aneh Bin Ajaib!

SABTU, 06 MARET 2021 | 21:49 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Sikap diamnya Presiden Joko Widodo di tengah polemik yang terjadi di Partai Demokrat menyulut kecaman banyak pihak.

Justru menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, seharusnya kejadian politik ini menjadi momentum bagi Jokowi meninggalkan warisan yang baik untuk proses demokrasi Indonesia.

Sebab katanya, prahara ini hanya bisa dihentikan sosok presiden yang merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Sehingga, panyelenggaraan kegiatan yang diklaim sebagai Kongres Luar Biasa (KLB) oleh kader, eks kader dan pihak eksternal Partai Demokrat kemarin, juga tidak akan memperparah keadaan.
Termasuk, ada sangkaan mengenai keterlibatan pemerintah dan Jokowi sendiri di dalam upaya pengambilalihan kekuasaan Partai Demokrat dari Ketua Umum Agus Harimurthi Yudhoyono, setelah Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko dipilih sebagai ketua umum oleh peserta KLB Deliserdang, Sumatera Utara.

Termasuk, ada sangkaan mengenai keterlibatan pemerintah dan Jokowi sendiri di dalam upaya pengambilalihan kekuasaan Partai Demokrat dari Ketua Umum Agus Harimurthi Yudhoyono, setelah Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko dipilih sebagai ketua umum oleh peserta KLB Deliserdang, Sumatera Utara.

"Presiden hanya mengatakan 'cukup', maka ini akan selesai. Karena sumbernya di situ. Tidak mungkin akan Moeldoko macam-macam," ujar Pangi dalam kanal Youtubenya, Sabtu (6/3).

"Tapi yang jadi pertanyaan, tidak ada kata-kata dari presiden ketika ada surat dari AHY,. Presiden mendiamkan ini. Padahal ini momentum yang pas untuk presiden kalau beliau ingin dikenal punya legacy," sambungnya.

Menurut Pangi, Jokowi bisa dikenang dikemudian hari jika memang benar-benar menyelesaikan prahara Partai Demokrat ini. Karena, tugas presiden adalah menaungi dan melindungi semua partai.

"Bahkan, ketika ada partai meminta maka dilindungi. Apakah itu bukan momentum yang tepat? Kenapa kesempatan itu beliau tidak gunakan. Ini aneh bin ajaib," katanya.

"Karena, membela Partai Demokrat sangat penting hari ini, dan sama dengan membela demokrasi," demikian Pangi Syarwi Chaniago.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

UPDATE

12 Orang Tewas dalam Serangan Teroris di Pantai Bondi Australia

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:39

Gereja Terdampak Bencana Harus Segera Diperbaiki Jelang Natal

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:16

Ida Fauziyah Ajak Relawan Bangkit Berdaya Amalkan Empat Pilar Kebangsaan

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:07

Menkop Ferry: Koperasi Membuat Potensi Ekonomi Kalteng Lebih Adil dan Inklusif

Minggu, 14 Desember 2025 | 18:24

Salurkan 5 Ribu Sembako, Ketua MPR: Intinya Fokus Membantu Masyarakat

Minggu, 14 Desember 2025 | 18:07

Uang Rp5,25 Miliar Dipakai Bupati Lamteng Ardito untuk Lunasi Utang Kampanye Baru Temuan Awal

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:34

Thailand Berlakukan Jam Malam Imbas Konflik Perbatasan Kamboja

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:10

Teknokrat dalam Jerat Patronase

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:09

BNI Dukung Sean Gelael Awali Musim Balap 2026 di Asian Le Mans Series

Minggu, 14 Desember 2025 | 16:12

Prabowo Berharap Listrik di Lokasi Bencana Sumatera Pulih dalam Seminggu

Minggu, 14 Desember 2025 | 16:10

Selengkapnya