Berita

Jalur perdagangan rempah/Net

Muhammad Najib

Antara Jalur Sutra Dan Jalur Rempah

SENIN, 01 MARET 2021 | 11:50 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

PALING tidak ada dua kesultanan atau dinasti Islam yang cukup besar yang pernah berkuasa di kawasan Asia Tengah, diantaranya: Turki Seljuk yang beribukota di Isfahan (kini bagian dari Iran) dan Timurid beribukota di Samarkand (kini masuk negara Uzbekistan).

Warna Islam yang sufistik, toleran terhadap budaya setempat, mengapresiasi seni, serta menghargai kemajuan sain dan teknologi, menjadi ciri utama Islam di kawasan ini sejak saat itu.

Islam Suni dijadikan mazhab resmi kedua dinasti ini, yang kemudian diturunkan ke dalam berbagai bentuk hukum dan aturan kehidupan di kerajaan maupun di masyarakat luas. Di kawasan Asia Tengah sampai saat ini Islam Suni dengan Mazhab Syafiiah masih mendominasi.

Pada masa kejayaannya, khususnya pada zaman Maliksyah (1072-1092) sebagai penguasa Turki Seljuk dan Timur Leng (1370-1405) sebagai penguasa dinasti Timurid, wilayah Asia Tengah yang dilalui Jalur Sutra mengalami kemakmuran luar biasa, dan menyumbangkan berbagai bentuk peradaban, baik dalam bidang ilmu pengetahuan, sain, teknologi, seperti kedokteran, matematika, astronomi, dan pertanian, juga bidang seni seperti arsitektur, kaligrafi, karpet, dan sastra.

Pada saat itu tidak ada pemisahan antara ilmu pengetahuan umum dan agama. Universitas yang saat itu disebut madrasah, mengajarkan kedua cabang ilmu ini di tempat yang sama. Karena itu, Islam rahmatan lil alamin menemukan bentuknya yang nyata, kemudian menyebar luas dengan sangat cepat di wilayah ini.

Jika dari China di Timur sampai Eropa di Barat dihubungkan melalui jalur darat yang dikenal dengan Jalur Sutra, maka dari Nusantara di Asia Tenggara kearah Barat Laut sampai ke Eropa, dihubungkan melalui jalur laut melewati kota-kota pelabuhan dikenal dengan sebutan: "Jalur Rempah".

Jalur Rempah menurut Ananto Kusuma Seta, sudah dimulai sekitar 2.000 sampai 5.000 tahun lalu. Komodite cengkeh (Eugenia aromatic) diyakini sebagai tanaman asli yang tumbuh di Pulau Ternate, Tidore, Moti, Makian, dan Bacan. Pala (Miristica fragrans) merupakan tanaman Pulau Banda. Semuanya berada di Provinsi Maluku Utara.

Pulau Sumatera menghasilkan rempah-rempah aromatik seperti kemenyan (Styrax benzoin) dan kamper (Dryobalanops aromaticum), kayu manis  (Cinnamomum burmanii) dan lada (Piper nigrum). Sementara cendana (Santalum album) dan kemiri (Aleurites moluccana) tumbuh di pulau-pulau di Indonesia Timur.

Jalur Rempah menghubungkan kota-kota di Nuasantara, melewati Aceh, Malaka (kini masuk wilayah Malaysia), kemudian Gujarat (kini masuk wilayah India), melalui Selat Bab Elmandeb (Yaman), kemudian menyusuri Laut Merah sampai ke Mesir kemudian berujung di Istanbul (Turki).

Jalur Sultra bersinggungan dengan Jalur Rempah di sejumlah kota pelabuhan metropolis seperti Istanbul, Gujarat, Malaka, dan Aceh. Disinilah komodite seperti sutra, karpet, kertas, dan keramik yang bergerak melewati Jalur Sutra dipertukarkan dengan gahru, cendana, dan rempah-rempah yang bergerak di Jalur Rempah.

Melalui para pedagang, di kota-kota pelabuhan ini pula Islam diperkenalkan. Bila ditelusuri geneologinya, maka Islam yang berkembang di kawasan Nusantara memiliki banyak kesamaan dengan Islam yang dipraktikan di kawasan Asia Tengah dan Yaman.

Jika Islam yang berasal dari Yaman khususnya dari Hadramaut yang menjadi kota santrinya sangat sufistik, maka Islam yang berasal dari Asia Tengah khususnya kota Samarkand, Buchara, Termez, dan Almaty memiliki ciri adanya keseimbangan antara sufisme dan rasionalisme yang berdimensi sain serta teknologi.

Sebutan Habib atau Habaib merupakan panggilan untuk para pendakwah asal Yaman, sedangkan sebutan Syekh atau Maulana lazim digunakan untuk menyebut para pedagang merangkap guru agama asal Asia Tengah.

Ketika masuk ke Pulau Jawa, para syaikh atau maulana ini mendapatkan panggilan setempat: "Sunan" atau "Wali". Sebutan "Wali Songo" yang berdakwah di Indonesia terutama di Pulau Jawa, sejatinya merupakan sembilan ulama yang memiliki pertalian keluarga yang berasal dari wilayah Asia Tengah.

Saat saya mengunjungi makam Imam Buchari yang terletak di pinggiran Kota Samarkand (Uzbekistan), saya sempatkan mengunjungi museum kecil yang berada di komplek ini. Saya melihat dokumen atau prasasti nama-nama dan silsilah Wali Songo yang berasal dari wilayah ini, kemudian berdakwah di Nusantara.

Kalau dilihat wajah dan postur tubuhnya sebagai keturunan campuran Turki-Mingol, maka kita akan melihat ciri kulit terang, hidung mancung, dan mata sipit. Hanya saja bagi kebanyakan orang Indonesia, setiap orang yang bermata sipit disebutnya China. Sampai sekarang orang Indonesia pada umumnya tidak bisa membedakan antara orang China, Mongol, Jepang, dan Korea, semuanya dianggap China.

Indikasi lain, sejak saat itu dan sampai kini, mayoritas umat Islam di kawasan Asia Tengah beraliran Suni dan bermazhab Syafiiah sebagaimana mayoritas umat Islam di Nusantara yang melingkupi Indonesia, Malaysia, Singapor, Brunei, Thailand Selatan, Philippina Selatan, dan Kambodia.

Jika China berhasil mengkapitalisasi warisan sejarahnya yang dikenal dengan Jalur Sutra, mampukah Indonesia mengkapitalisasi Jalur Rempah?

Penulis adalah pengamat politik Islam dan demokrasi.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya