Berita

Ketua Dewan Pengurus Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Didik J Rachbini saat menjadi pembicara di Webinar Serie 'Bersatu Melawan Covid-19' dalam rangkaian acara Hari Ulang Tahun (HUT) Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) ke-1 dan Hari Pers Nasional (HPN) 2021, yang diselenggarakan virtual, Senin (8/2)/Repro

Politik

Kritik Kebijkan Gas Rem Jokowi, Didik J Rachbini: Seharusnya DPR Panggil Presiden Kenapa Terapkan New Normal!

SENIN, 08 FEBRUARI 2021 | 17:24 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

“Kebijakan injak gas dan rem” yang diterapkan pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam menghadapi dan menangani pandemi Covid-19 kembali mendapat kritik.

Kebijakan itu didorong keinginan untuk “menyelamatkan” perekonomian nasional di tengah krisis kesehatan.

Ketua Dewan Pengurus Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Didik J Rachbini, menilai pemerintah telah kehilangan momentum untuk memulihkan kondisi ekonomi yang terjun akibat penangan Covid-19 yang tidak pas.

"Ini kegagalan manajemen kepemimpinan. Negara yang lain selesai, (misalnya) China, Taiwan, New Zealand. Kita tidak tahu sampai kapan (selesai). Jadi ini tidak boleh main-main," ujar Didik di webinar "Bersatu Melawan Covid-19" yang diselengagrakan dalam rangka HUT ke-1 Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) dan Hari Pers Nasional (HPN) 2021 secara virtual, Senin (8/2).

Didik menyebutkan, kasus harian di negara lain mulai mengalami penurunan. Sementara sebaliknya, Indonesia masih mengalami peningkatan pada kasus hingga awal tahun 2021 ini.

Menurut Didik, selama jurus penanganan Covid-19 yang diterapkan pemerintah kurang pas, selama itu pula imbasnya akan membuat situasi ekonomi semakin sulit. Ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi minus 2,07 persen.

"Tantangan di 2021 lebih besar, karena akan ada varian Covid yang lebih berat lagi," ucapnya.

Lebih lanjut, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini juga menyoroti penerapan kebijakan New Normal atau Adaptasi Kebiasan Baru di masa pandemi. Menurutnya,  hal iitu tidak diterapkan pemerintah.

Pasalnya, dari data harian penambahan kasus Covid-19 Indonesia belum layak menerapkan kebijakan tersebut, padahal belum tercipta herd immunity atau kekebalan komunal.

Dari kebijakan ini pun, Didik menduga pemerintah masih memprioritaskan pemulihan ekonomi nasional ketimbang persoalan kesehatan yang utama.

"Terkait normal baru (New Normal), saya mengkritik pemerintah. Itu harusnya dipanggil DPR, mengapa begini? Kan data yang saya sampaikan itu data seluruhnya, dan kita sudah masuk ke herd immunity," tegasnya.

"Tapi karena pemerintah ngotot ekonomi dan pandemi maka ekonomi yang dimajukan, sehingga kita kehilangan momentum," demikian Didik J Rachbini.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya