Berita

Warrga Singapura didorong untuk merayakan Imlek dengan sedehana di tengah pandemi Covid-19/CNA

Dunia

Imlek Di Tengah Pandemi, Tidak Ada Perayaan Besar-Besaran Di Singapura

MINGGU, 07 FEBRUARI 2021 | 07:52 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Perayaan Tahun Baru Imlek di Singapura pada tahun ini akan bebeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada kemeriahan apalagi perayaan besar-besaran.

Imlek tahun ini akan diarayakan oleh sebagian warga Singapura dengan kesederhaan akibat pembatasan di tengah pandemi Covid-19 yang masioh menghantui.

Gugus tugas multi-kementerian untuk penanganan Covid-19 di Singapua telah mengumumkan pada akhir Januai lalu bahwa rumah tangga hanya boleh menerima maksimal delapan pengunjung per hari mulai 26 Januari dan seterusnya.

Langkah itu diambil di tengah peningkatan kasus Covid-19 serta kemungkinan risiko penularan selama periode perayaan.

"Sedapat mungkin, orang juga hanya mengunjungi tidak lebih dari dua rumah tangga per hari," kata Menteri Pendidikan Lawrence Wong pada saat itu.

Bukan hanya itu, aturan lain yang diterapkan adalah warga Singapura tidak boleh mengucapkan kata-kata keberuntungan yang biasa selama tradisi Tahun Baru China "lohei", dan masker wajah harus dipakai selama melempar yusheng. Tradisi yusheng atau lemparan kemakmuran (prosperity toss) selalu ada di malam tahun baru Imlek.

Bukan hanya itu, Kementerian Keberlanjutan dan Lingkungan (MSE) akhir pekan ini bahwa untuk lebih menurunkan risiko penularan Covid-19, lampu jalan Tahun Baru Imlek tidak akan dinyalakan selama empat hari sebagai bagian dari langkah-langkah tambahan untuk mengurangi kerumunan orang di Chinatown.

“(Kami) hanya mengadakan makan malam reuni keluarga yang sederhana pada malam Tahun Baru Imlek dan merayakannya dengan keluarga besar kami melalui Zoom,” kata salah seorang warga Singapura yang akan merayakan Imlek, Eric Cheong.

“Perbedaannya adalah kita tidak akan mengunjungi rumah kerabat kita dan bertemu semua orang secara langsung. Biasanya kami akan mengunjungi hingga lima rumah, tetapi tujuannya adalah untuk menjaga keamanan semua orang," sambungnya, seperti dikabakan Channel News Asia.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya