Berita

Menteri Koordinator Perekonomian RI Airlangga Hartarto/Net

Politik

Bicara Di UI, Airlangga Hartarto Ajak Akademisi Berkolaborasi Tuntaskan Pandemi Dan Pulihkan Ekonomi

KAMIS, 28 JANUARI 2021 | 18:55 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Pandemi terkendalikan, perekonomian terakselarasi menjadi kalimat yang menghubungkan pandangan pemerintah, kalangan usaha dan akademikus dalam webinar Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (MWA UI) bertemakan "Harapan, Tantangan, dan Strategi Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional", Rabu (27/1).

Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut program vaksinasi Covid-19 yang tengah berlangsung sebagai game changer dalam langkah pemulihan ekonomi Indonesia.

Menurut Airlangga pada forum yang dibuka oleh Ketua MWA UI, Saleh Husin itu, keberhasilan vaksinasi menjadi bagian tak terpisahan dari strategi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Strategi PEN selain meliputi alokasi pendanaan bagi sektor kesehatan serta perlindungan sosial, dukungan bagi UMKM dan pembiayaan korporasi, anggaran untuk kementerian maupun lembaga negara serta pemerintah daerah, juga pengesahan UU Cipta Kerja yang diharapkan dapat memangkas hambatan perizinan dan regulasi usaha sehingga investasi mengalir, diikuti dengan terciptanya lapangan kerja.

Langkah lain mengakselarasi pertumbuhan ekonomi tahun ini, ujar Airlangga adalah merilis daftar prioritas investasi, meresmikan Lembaga Pengelola Investasi (LPI), sekaligus memperkuat substitusi impor guna menjadikan industri nasional semakin dalam, memperbaiki posisi Indonesia dalam global value chain dengan bergabung dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), berikut mempercepat langkah transformasi digital.

"Pandemi adalah peristiwa yang terjadi di luar perkiraan, sehingga kebijakan meresponnya dilakukan secara extraordinary. Namun berbagai langkah yang disusun dapat berhasil jika pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan, termasuk akademisi saling berkolaborasi dan bersinergi," ujar Airlangga dalam keterangan tertulis WMA UI, Kamis (28/1).

Dalam webiner tersebut, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan hal serupa, dengan merancang APBN yang mampu mendukung keberlanjutan program PEN.

"Kami akan mengelola APBN dengan fokus untuk mendukung penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi. APBN tahun 2021 didesain dengan spirit ekspansi untuk mendukung pemulihan, namun juga pada saat yang sama mulai konsolidasi menyehatkan kembali APBN kita," ungkapnya.

Tahun ini pihaknya menargetkan penerimaan negara sebesar Rp 1.743,6 triliun, yang dinilainya sebagai raihan yang optimistis karena pandemi masih menjadi faktor yang mempengaruhi, sehingga pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan akan bekerja sangat keras untuk mencapai target penerimaan perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

"Dari sisi belanja negara akan dibelanjakan sebesar Rp 2.750 triliun, dengan rincian belanja pemerintah pusat mencapai Rp 1.954,5 triliun dan transfer ke daerah mencapai Rp 795,5 triliun," ucapnya.

Tidak lupa, Menkeu mengharapkan UI dapat menjadi kampus yang reliable dalam kebijakan yang baik dan penting bagi bangsa Indonesia, tidak hanya hari ini, tapi juga ke depan.

Dukungan terhadap PEN, menurut Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, tergambar dalam master plan sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025 di mana OJK, akan memberikan ruang relaksasi penyaluran kredit bagi sektor-sektor vital maupun pengungkit ekonomi, misalnya sektor real estat, kepemilikan kendaraan bermotor, dan industri kesehatan.

"Khusus sektor kesehatan perlu kita dukung agar mempunyai kemampuan lebih luas untuk melayani masyarakat," ujar Wimboh.

Pihaknya juga berupaya agar perkembangan ekonomi pasca pandemi dapat berlangsung berkelanjutan dengan meningkatkan daya saing sektor keuangan Indonesia melalui konsolidasi sektor jasa keuangan, penguatan tata kelola, reformasi industri keuangan nonbank dan pasar modal, serta koordinasi dalam pengawasan lintas sektor, dan pengawasan prakti konglomerasi keuangan.

Selain itu, Wimboh menyampaikan ekosistem jasa keuangan akan terus dikembangkan melalui produk berbasis teknologi sehingga semakin inklusif, menjangkau masyarakat yang lebih luas, termasuk di antaranya UMKM.

Sementara pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, Chatib Basri mengatakan menyimak belanja masyarakat kelas bawah yang telah kembali normal, sedangkan kelas menengah hampir normal, namun masyarakat kelas atas berada di bawah normal, atau masih menahan belanja mereka, disebabkan belanja utama kelas atas berupa entertainment.

"Dengan adanya pandemi, aktivitas entertainment berhenti, leisure berhenti, juga traveling. Konsumsi kelas menengah atas yang merupakan bagian terbesar konsumsi rumah tangga akan pulih kalau pandemi dapat diselesaikan, karena itu fokus pada penanganan kesehatan menjadi sesuatu yang sangat penting," kata Menteri Keuangan periode 2013-2014 ini.

Selain itu, pandemi dan pembatasan aktivitas mengubah prilaku konsumen, sebagaimana terlihat dari penjualan sepeda, tanaman hias, ikan cupang dan pernik terkait dengan hobi yang penjualannya meningkat hingga 40 persen.

Menurut Chatib, orang mengubah aktivitas senggangnya ke aktivitas yang berhubungan dengan hobi. Pola bepergian dengan pesawat udara berganti ke roadtrip (perjalanan darat pribadi), jasa resor atau bungalow yang privat dan jauh dari kerumunan semakin menjadi pilihan, demikian pula restoran. Transformasi bisnis terjadi. Sektor yang mampu mentransformasikan dirinya ke dalam digital, berpeluang untuk survive.

Dirinya setuju dengan pernyataan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Nasional Indonesia bidang Agrbisnis, Pangan dan Kehutanan, Franky O. Widjaja kalau pandemi juga membuka pula peluang baru.

Chatib mengingatkan bahwa keberadaan stimulus, meskipun penting, tidak dapat dikucurkan selamanya, ada kerangka waktunya. Pengurangan stimulus dapat dilakukan kalau konsumsi masyarakat dan investasi swasta pulih, padahal belum tertanganinya pandemi bermakna tertahannya konsumsi kelas menengah atas,investasi swasta tak akan meningkat, dan perekonomian akan kembali bergantung pada APBN.

"Karena itu timeframe kapan stimulus harus ditarik menjadi sangat penting. Indonesia mesti berupaya pulih lebih awal daripada negara-negara maju, sebelum mereka sempat menormalisasi kebijakan moneter masing-masing yang mengakibatkan keluarnya arus modal, caranya dengan segera mengatasi pandemi," tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya