Berita

Anjuran memakai masker/Net

Dunia

Kemunculan Klaster Baru Sydney Jelang Natal Buat Banyak Negara Bagian Australia Was-was

JUMAT, 18 DESEMBER 2020 | 10:39 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Kemunculan sebuah klaster baru Covid-19 di Sydney membuat beberapa negara bagian dan teritori Australia memberlakukan pengetatan perbatasan.

Hingga saat ini otoritas kesehatan masih belum menemukan sumber infeksi sehingga khawatir jika klaster tersebut sudah menyebar ke daerah lain.

Perdana Menteri negara bagian New South Wales (NSW) Gladys Berejiklian dalam konferensi pers pada Jumat (18/12) mengumumkan 10 kasus baru Covid-19 yang terkait dengan klaster tersebut.

"Semua orang di Sydney harus waspada," kata Berejiklian, seperti dikutip Reuters.

Pihak berwenang di NSW juga telah mendesak penduduk di pinggiran kota yang terkena dampak untuk tetap tinggal di rumah selama tiga hari.

"Kekhawatiran saya adalah kami belum menemukan jalur transmisi langsung dan kami tidak dapat memastikan telah memblokir jalur transmisi," kata Kepala Kesehatan NSW Kerry Chant.

Kemunculan klaster baru itu juga meningkatkan kekhawatiran karena terjadi menjelang libur Natal, di mana banyak orang berbondong-bondong ke bandara Sydney untuk pergi keluar negara bagian.

Akibatnya, Tasmania menutup perbatasan bagi siapa pun yang pernah berada di Sydney sejak 11 Desember. Sementara Queensland, Victoria, dan Northern Territory mengharuskan orang yang pernah berada di Sydney untuk melakukan karantina selama dua pekan.

Sedangkan negara bagian Australia Barat memberlakukan wajib karantina tersebut pada siapa pun dari NSW.

"Pesan saya dengan sangat jelas adalah jika orang-orang berasal dari pantai utara NSW, akan sangat disarankan bagi mereka untuk tinggal di pantai utara dan tidak melakukan perjalanan ke Queensland," imbau Perdana Menteri negara bagian Queensland Annastacia Palaszczuk.

Australia telah melaporkan lebih dari 28 ribu kasus Covid-19 dengan 908 kematian sejak pandemi dimulai.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya