Berita

Donald Trump dan Joe Biden/Net

Muhammad Najib

Demokrasi Akhirnya Menang Di Amerika

SABTU, 07 NOVEMBER 2020 | 12:50 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

PILPRES di Amerika kali ini sangat istimewa bila dibanding pemilu-pemilu sebelumnya, dalam menentukan orang nomor satu di negara yang sangat menentukan arah percaturan politik, ekonomi, dan militer di tingkat global.

Keistimewaan Pilpres di Amerika tahun 2020 ini, dapat dilihat dari partisipasi para pemilik hak suara yang menurut Professor Michael Mc Donald dari Universitas Florida, merupakan tingkat partisipasi Pilpres tertinggit sejak 1900 atau dalam rentang 120 tahun.

Keistimewaan Pilpres kali juga dapat dilihat dari tingkat kontroversi yang mengiringinya. Selama empat tahun berkuasa, sang petahana Donald Trump telah mengambil begitu banyak kebijakan yang kontroversial, baik terkait dengan kebijakan di dalam negri maupun kebijakan luar negerinya.

Saat kampanye nada kontroversinya berlanjut, bahkan sampai saat perhitungan suara masih berlangsung kontroversi sekaligus provokasi kepada para pendukungnya tetap mendominasi narasi pidato-pidatonya.

Di depan para pendukungnya yang diliput secara live oleh berbagai media di kediaman resmi Presiden di Gedung Putih, Trump melontarkan tuduhan adanya kecurangan yang dilakukan oleh lawannya, meminta penghitungan ulang di negara bagian yang tidak menguntungkan dirinya, meminta proses penghitungan dihentikan, dan janjinya akan menggugat ke Mahkamah Agung jika dirinya dinyatakan kalah.

Lontaran-lontaran seperti ini telah mendorong agresifitas para pendukungnya, yang kemudian melahirkan agresifitas yang serupa dari pendukung Joe Biden yang menjadi lawannya. Akibatnya timbul suasana mencekam yang menebarkan rasa takut bagi penduduk. Di beberapa kota terjadi pengrusakan properti,   pembakaran, dan betrokan antar massa dan petugas keamanan.

Seorang politisi senior yang menjabat sebagai Senator bernama Bernies Sanders sebenarnya sudah memperkirakan jauh hari sebelum pencoblosan dimulai akan terjadinya keributan seperti ini, dengan menyatakan bahwa petahana Donald Trump yang masih memiliki kekuasaan akan menggunakan strategi klaim kemenangan di awal perhitungan sembari menuduh lawannya melakukan kecurangan, kemudian menggiring agar keputusan akhir diserahkan ke Mahkamah Agung yang didominasi oleh para hakim yang mendukung dirinya.

Sanders tampak sangat jeli melihat kemungkinan ini, berdasarkan analisanya bahwa sebagai petahana Donald Trump berusaha memainkan kekuasaan yang dimilikinya, disamping kemampuan tim suksesnya yang sudah memperkirakan bahwa para pendukungnya akan lebih banyak datang ke kotak suara pada hari H untuk memberikan suara secara langsung, sementara para pendukung lawannya lebih banyak mengirim suaranya lewat Pos.

Melihat semua kenyataan ini, sampai-sampai seorang akademisi dan cendekiawan terkemuka Amerika bernama Noam Chomsky, dengan nada geram menyatakan bahwa Donald Trump sebagai penjahat terburuk dalam sejarah manusia.

Beruntung berbagai media setempat walaupun banyak yang memiliki afiliasi ke pasangan kandidat tertentu, akan tetapi dalam hal ini mampu menjaga netralitasnya, sehingga tidak begitu saja menelan mentah-mentah apa yang dilontarkan sang petahana.

Begitu juga masyarakat, meskipun banyak yang terprovokasi, akan tetapi terbukti lebih banyak yang rasional dan objektif. Sehingga ketegangan, kecemasan, dan ketakutan yang sempat muncul tidak sampai menimbulkan huru-hara yang menimbulkan korban manusia maupun harta-benda secara besar-besaran.

Yang lebih menarik lagi, pasangan Joe Biden dan Kemala Harris sebagai pemenang telah berjanji akan memgoreksi sejumlah kebijakan Trump selama berkuasa yang dinilai keliru. Terkait kebijakan luar negri Kemala Harris telah berjanji akan memperbaiki hubungannya dengan Palestina, sehingga Amerika dapat bersikap lebih seimbang dalam menghadapi masalah konflik Palestina-Israel.

Begitu juga Joe Biden telah berjanji akan menjadi Presiden seluruh rakyat Amerika yang terbelah akibat ulah Donald Trump, ia juga berjanji akan mengakomodasi aspirasi berbagai kelpompok minoritas dalam pemerintahannya, baik yang berasal dari minoritas etnik maupun agama. Dengan demikian Pemerintahan Amerika mendatang akan tampil lebih damai dan lebih humanis, baik terkait kebijakan di dalam negeri maupun kebijakan luar negrinya.

Negara-negara Timur Tengah anti demokrasi yang selama ini berkolaborasi dengan Amerika dan Israel kini kehilangan perlindungan dan patron, dan bukan mustahil akan segera menghadapi tuntutan baru baik yang datang dari dalam negeri, dunia Arab, dan dunia Islam, jika tidak segera menyesuaikan diri.

Selamat menjalankan tugas sebagai Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat dan selamat untuk para pendukung demokrasi. Meskipun Donald Trump masih terus berusaha menggagalkan pelantikanya.

Walaupun tidak mudah, akhirnya demokrasi mampu memberikan jalan keluar yang elegan, meski tidak semulus pilpres-pilpres Amerika sebelumnya.

Penulis adalah pengamat politik Islam dan demokrasi.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya