Berita

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte/Net

Dunia

Duterte Cabut Moratorium Eksplorasi Minyak Bumi, Tiga Proyek Bersama Dengan China Di LCS Dilanjutkan

JUMAT, 16 OKTOBER 2020 | 08:33 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah mencabut moratorium eksplorasi minyak bumi di Laut Cina Selatan (LCS). Sehingga Filipina bisa melanjutkan kembali tiga proyek bersama dengan China yang sebelumnya ditangguhkan karena sengketa wilayah.

Sekretaris Energi Alfonso Cusi mengatakan, keputusan tersebut diambil dengan itikad baik dan tetap memperhatikan negosiasi yang sedang berlangsung.

"Pencabutan penangguhan menempatkan kontraktor layanan di bawah kewajiban hukum untuk memasukkan modal ke dalam wilayah kontrak dan mempekerjakan insinyur dan pekerja teknis Filipina," kata Cusi dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Kamis (15/10) dan dikutip oleh CNA.

Cusi juga mengatakan, pihaknya telah memberi tahu kontraktor jasa untuk melanjutkan kegiatan terkait energi. Mereka adalah Forum Ltd dan China National Offshore Corp (CNOOC).

Forum, salah satu unit dari PXP Energy Corp Filipina, mengoperasikan Kontrak Layanan 72 yang mencakup eksplorasi gas di Reed Bank, yang berada di dalam wilayah sengketa. PXP telah melakukan pembicaraan dengan CNOOC tentang eksplorasi dan pengembangan bersama di sana.

Dua proyek eksplorasi lainnya juga telah diberikan go-signal, seperti SC 59 yang dioperasikan oleh Philippine National Oil Company dan SC 75, juga oleh PXP.

Sejauh ini, Kedutaan Besar China di Manila belum memberikan komentar.

China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan yang diyakini kaya dengan energi. Klaim tersebut pun bertabrakan dengan Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam, Taiwan.

Pada 2014, Filipina menangguhkan kerja sama dengan Beijing sembari menunggu keputusan kasus sengketa oleh Pengadilan Arbitrase Permanen (PCA) di Den Haag pada 2016. Hasilnya, PCA menyatakan klaim China tidak berlaku.

Tahun lalu Duterte mengatakan Beijing telah menawarkan Manila saham pengendali dalam usaha energi bersama di Laut China Selatan, jika mengesampingkan putusan arbitrase internasional yang bertentangan dengan China.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya