Berita

Prof. Muradi/Net

Politik

Prof. Muradi: Indonesia Harus Beli Pesawat Tempur Karena Kebutuhan, Bukan Desakan Pihak Lain

SENIN, 12 OKTOBER 2020 | 16:41 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Proyek pesawat tempur antara Indonesia dengan Korea Selatan KFC/IFX saat ini masih dalam proses renegosiasi diantara dua negara.

Korea mendesak pemerintah Indonesia untuk segera melakukan kesepakatan atas proyek yang sudah hampir setengah jalan itu.

Pakar militer Prof. Muradi menyampaikan, Indonesia sebagai pembeli harus dapat memprioritaskan kebutuhan pesawat tempur bukan karena desakan pihak lain. Terlebih kerjasama tersebut memiliki sejumlah problem yang harus dipertimbangkan pemerintah.

“Yang paling penting kan kebutuhan ya, kita ini kan pembeli, kalau pembeli ya kalau orang Sunda bilang, kumaha aing wae (terserah saya), saya mau beli silahkan saja," ujar Muradi dalam acara diskusi virtual RMOL World View, Senin (12/10).

"Tapi memang prinsip dari awal saya bilang, kompleksitas dari kerjasama kita dengan Korea itu banyak sekali,” imbuhnya.

Muradi mengkhawatirkan jika dalam kerjasama tersebut Indonesia dipersulit perihal pertukaran teknologi dengan Korea Selatan terkait pembuatan pesawat tempur tersebut.

“Yang sebenarnya begini, kita dikunci untuk kerjasama dengan Korea nanti kemudian dipersulit dengan berbagai problem, soal keuangan soal teknologi tidak terbuka,” ucapnya.

Indonesia memiliki posisi bargaining dalam pembelian alutsista dari luar negeri dengan mengedepankan tidak adanya keterikatan dari segi aliansi militer dunia.
Sehingga, lanjut atau tidaknya kerjasama dengan Korea Selatan tersebut negara lain tidak akan bisa mengintervensi keputusan Indonesia.

“Tapi kemudian, kalau kita membeli dari kompetitor (seperti) Sukhoi atau katakanlah dari yang lain kita beli langsung, mereka juga mengecam. Itulah, karena sebenarnya kita enggak pernah punya pemikiran untuk kemudian punya aliansi secara militer,” bebernya.

Dia teringat ketika era pemerintahan Bung Karno yang memiliki bargaining politik yang cukup kuat dan lihai dalam melakukan kerjasama militer dengan sejumlah negara. Hal itu, seharusnya dilakukan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk melihat kebutuhan alutsista militer Indonesia.

“Saya ingat sekali kok waktu jaman Bung Karno kita ringan aja, begitu Amerika Serikat aneh dia pindah ke Uni Soviet. Soviet aneh dia pindah ke Amerika Serikat. Mainnya enak, saya kira itu yang harus dilakukan, karena secara politik bebas aktif kita, kita tidak dalam posisi memohon aliansi atau koalisi strategis militer gitu,” jelasnya.

Lebih baik, saran Muradi, Indonesia membeli pesawat tempur yang sudah memiliki kualitas dan tidak sebagai negara tangan kedua pembuatan pesawat tempur.

“Jadi, kalau saya sih kalau harganya lebih masuk akal dan sesuai dengan kebutuhan kita di Indonesia ya saya kira mengambil yang Rusia dengan asumsi, itu kita selesai dengan problem-problem dengan Korea Selatan tadi. Kalau belum itu akan jadi masalah sendiri,” tandasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya