Berita

Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Kang Kyung-wha dan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi saat bertemu di Jakarta pada April 2019/Net

Dunia

Menlu Retno Dapat Manfaatkan Momentum Pencalonan Yoo Myung-hee Agar Aspirasi RI Dibawa Ke WTO

KAMIS, 08 OKTOBER 2020 | 15:34 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sebagai dua sahabat sejati, Indonesia dan Korea Selatan saling memberikan dukungan satu sama lain. Salah satunya ketika Menteri Perdagangan Korea Selatan, Yoo Myung-hee saat ini tengah berusaha mendapatkan kursi tertinggi di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Momentum pencalonan Yoo agaknya dapat digunakan untuk menunjukkan komitmen Indonesia terhadap kemitraan strategis dengan Korea Selatan.

Untuk itu, Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah menyarankan agar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dapat melakukan dialog khusus dengan Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Kang Kyung-wha terkait dukungan tersebut.

"Satu suara dari RI di tengah pandemi Covid-19 ini dapat menjadi magnet bagi ASEAN, GNB, dan OKI untuk turut mendukung wakil dari Korsel ini," kata Teuku kepada Kantor Berita Politik RMOL pada Kamis (8/10).

"Karena itu, diperlukan saling pengertian sejak ini, agar Myung-hee kedepannya benar-benar memerhatikan aspirasi di belakang gerbong yang dibawa oleh RI," tambahnya.

Dalam hal ini, Teuku mengatakan, pemerintah tidak perlu secara khusus membeberkan kepentingan Indonesia, termasuk sawit, mengingat hubungan persahabatan kedua negara sudah mencapai pada tingkatan sahabat sejati.

"Myung-hee sudah mengerti dengan sendirinya soal pentingnya sawit dalam ekonomi RI.  Sesuai jabatan terakhirnya sebagai Menteri Perdagangan, yang ikut bertanggungjawab atas meningkatnya hubungan bilateral hingga saat ini," jelas Teuku.

Memiliki 25 tahun di dunia perdagangan global, Yoo  saat ini sudah berhasil melenggang masuk ke babak final. Ia masuk dalam tahap terakhir pencalonan dan harus bersaing dengan seorang ekonom dari Nigeria, Ngozi Okonjo-Iweala.

Pemilihan Dirjen WTO sendiri akan dilakukan dalam pertemuan dewan. Nantinya, negara-negara anggota WTO akan memilih pemimpinnya secara konsensus. Proses tersebut diharapkan akan rampung pada bulan depan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya