Berita

Proses pengiriman ekspor komoditas Sulut ke Jepang/Net

Nusantara

Gelombang III, Volume Ekspor Sulut Ke Jepang Makin Besar Dan Variatif

KAMIS, 08 OKTOBER 2020 | 09:57 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Ekspor komoditas langsung dari Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara ke Bandara Narita, Jepang terus berlanjut. Volume ekspor makin besar dan jenisnya variatif.

Selain komoditas dari Sulut, ada juga barang-barang dari Ambon seberat 3 ton, dan barang-barang dari Makassar, Sulawesi Selatan seberat 800 kg.

"Jadi tak hanya produk dari Sulut, bahkan daerah lain di Indonesia Timur juga kita fasilitasi. Artinya kita benar-benar sudah bisa buktikan Sulut menjadi hub di Indonesia Timur," ungkap Olly Dondokambey, Gubernur Sulut yang sedang cuti dalam rangka kampanye Pilgub Sulut, Kamis (8/10).


Komoditas yang diekspor antara lain gula batu dan rempah jenis bawang merah. Untuk hasil perikanan, ada ikan tuna dari pesisir Tahuna yang mulai ikut partisipasi dalam flight dengan berat kotor 480 kg.

"Saya dapat kabar produk ikan tuna dari Sangihe sudah ikut masuk dalam penerbangan ketiga. Nah ini menggembirakan sekali. Artinya makin terbuka peluang menambah volume ekspor produk perikanan kita," ujar Olly.

Ekspor komoditas itu dilakukan melalui penerbangan langsung atau direct call memakai maskapai penerbangan Garuda Indonesia A 330-200. Terhitung sudah tiga kali barang-barang hasil pertanian dan perikanan Sulut dan daerah lainnya di kawasan Indonesia Timur diekspor ke Jepang.

"Ini yang ketiga kali sejak diluncurkan oleh Pak Gubernur. Kami terus menggalakkan para nelayan dan petani untuk memanfaatkan jalur ekspor ini," ujar Kadis Perikanan dan Kelautan Sulut, Tineke Adam usai mengikuti proses pengiriman langsung di Bandara Sam Ratulang, Rabu (7/10).

Ekspor perdana ke Jepang dilepas oleh Olly pada 23 September 2020, bertepatan dengan HUT ke-56 Sulut. Saat itu komoditas yang diekspor meliputi hasil perikanan senilai 66.000 dolar AS, ditambah 4,5 ton ikan dari Ambon, Maluku serta 100 kg sampel komoditas pertanian Sulut berupa nanas, bawang merah, pala, dan komoditi lainnya.

Ekspor kedua dilepas pada 30 September 2020 dengan jumlah yang bertambah. Meliputi komoditas ikan tuna, ikan nila, lobster dengan total 6.1 ton serta sampel pertanian 90 kg. Untuk tahap ketiga, angkanya bertambah menjadi lebih dari 9,1 ton.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya