Berita

Polisi paramiliter mengibarkan bendera China di depan Istana Potala yang pernah menjadi kediaman Dalai Lama di ibukota Lhasa, Tibet/CNS

Dunia

China Buka Ratusan Pusat Keamanan, Tibet Akan Jadi Xinjiang Kedua?

RABU, 07 OKTOBER 2020 | 10:45 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pemerintah China telah meningkatkan kehadiran polisi di ibukota Tibet, Lhasa. Mereka membangun Pusat Keamanan yang diduga bertujuan untuk mengendalikan warga Tibet.

Mengutip sumber di Tibet, RFA pada Selasa (6/10) melaporkan, Pusat Keamanan bermunculan di seluruh Lhasa dan kota-kota Tibet lainnya dengan membawa lebih banyak petugas polisi.

"Sejauh ini ada lebih dari 130 Pusat Keamanan di Lhasa saja. PKC (Partai Komunis China) merekrut lebih banyak petugas polisi di Tibet akhir-akhir ini, dan jika Anda lulusan yang memenuhi syarat untuk menjadi petugas, maka meencari pekerjaan di Lhasa menjadi jauh lebih mudah," sambung sumber anonim itu.

Sumber lain mengatakan, PKC menempatkan lebih banyak polisi di kota-kota untuk mempertahankan integritas negara.

"Di bawah kebijakan (Presiden) Xi Jinping di mana dia berkata 'Untuk melindungi sekali' satu negara harus melindungi perbatasannya dan untuk melindungi perbatasan, satu negara harus menjaga keharmonisan di Tibet," ujar sumber tersebut.

"Padahal kenyataannya sejumlah unit polisi dan militer yang dikerahkan untuk mencegah protes terhadap pemerintah China oleh orang Tibet," sambung dia.

Media pemerintah China baru-baru ini melaporkan bahwa Lhasa telah membuka Sekolah Polisi Pemuda Pertama pada 23 September.

Human Rights Watch yang berbasis di New York menyatakan pihaknya sangat prihatin dengan perkembangan Pusat Keamanan di seluruh Tibet.

"Kegiatan ini selanjutnya akan mengontrol kebebasan dasar mobilitas dan hak asai manusia di Tibet," ujar Direktur Human Rights Watch untuk China, Sophie Richardson.

Pusat Keamanan di China selama ini diketahui berfungsi untuk memfasilitasi negara terpusat yang lebih kuat dengan menumbangkan penduduk asli setempat melalui pengawasan.

Menurut laporan New York Times pada 2019, sekitar 700 dari pos polisi kecil ini berfungsi ganda sebagai pusat komunitas di seluruh Tibet dan Daerah Otonomi Xinjang Uighur (XUAR).

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya