Berita

Wakil Vanuatu di Dewan HAM PBB, Antonella Picone/Repro

Dunia

Wakil Vanuatu Di Dewan HAM PBB Singgung Kematian Pendeta Yeremia Zanambani

SABTU, 26 SEPTEMBER 2020 | 18:10 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kekerasan yang menewaskan Pendeta Yeremia Zanambani di Papua pekan lalu dibawa ke dalam sidang Dewan HAM PBB. Adalah wakil dari Republik Vanuatu, Antonella Picone, yang menyampaikan hal itu ketika berbicara dalam sidang ke-45 Dewan HAM PBB (UNHRC), Jumat (25/9).

Setelah dipersilakan Presiden Dewan HAM PBB, Elizabeth Tichy, wakil Vanuatu itu memulai laporannya dengan menyampaikan penghargaan terhadap komitmen Dewan HAM PBB dalam melindungi hak suku asli.

Namun, menurutnya, Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) belum memberikan laporan yang memadai mengenai diskriminasi terhadap suku asli Papua di Indonesia.

Menurutnya, dalam rekaman video sidang Dewan HAM PBB yang beredar Sabtu (26/9), masyarakat Papua memiliki hak untuk hidup aman dan bebas dari diskriminasi.

"Sayangnya hak tersebut kini terancam melalui gelombang kekerasan terhadap Irian Barat sejak minggu terakhir," urai Picone.

Picone mengatakan, kekerasan yang menewaskan seorang pendeta di Kabupaten Intan Jaya diduga dilakukan oleh unit militer Indonesia.

Ia juga mengatakan, ini bukan kasus pertama. Sebelumnya, ada dua pendeta  yang juga menjadi korban kekerasan.

Dia menambahkan, dalam kasus ini Komite Hak Asasi Manusia di bawah Konvenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (ICCPR) perlu meminta pemerintah Indonesia memberikan data terkait hak sipil dan politik yang berhubungan dengan isu HAM di Papu.

"Sebagai tambahan, sesuai Forum Pemimpin Pasifik pada 2019, Vanua (Vanuatu) meminta agar Indonesia tunduk pada kewajiban hak asasi manusia internasional dengan memfasilitasi kedatangan Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia agar dapat melengkapi laporan kepada Dewan tentang keadaan di Irian Barat. Terima kasih."

Vanuatu adalah sebuah negara kepulauan di Samudra Pasifik bagian selatan. Vanuatu terletak di sebelah timur Australia, di timurlaut Kaledonia Baru, barat Fiji dan selatan Kepulauan Solomon, di mana banyak bangsa Melanesia yang tinggal di sana, salah satunya adalah orang-orang Papua. Tidak heran jika sesuatu terjadi dengan masyarakat Papua di mana pun berada, maka Vanuatu pun mengungkapkan reaksinya.

Penembakan Pastor Yeremia Zanambani adalah kasus pembunuhan ketiga yang menargetkan pendeta di Kabupaten Intan Jaya, Papua, sejak 2004. Hal itu disampaikan oleh sebuah persekutuan gereja, seperti dikutip dari Asia Pacific Report, Jumat (25/9). Diduga pembunuhan dilakukan oleh anggota TNI, meskipun pihak TNI telah menyangkal hal itu.
Ketua Persekutuan Gereja Baptis Papua, Pdt Socratez Sofyan Yoman, menuduh bahwa sebelum Yeremia, anggota TNI telah menembak mati dua pendeta lainnya, Geyimin Nirigi dan Elisa Tabuni, dalam insiden terpisah.

TNI pun dengan tegas membantah terlibat dalam ketiga pembunuhan tersebut, bahkan menuduh pemberontak pro-kemerdekaan yang ada di balik aksi pembunuhan.

“Kekejaman, kekerasan, dan kebiadaban TNI terhadap pendeta adalah penghinaan terhadap kemanusiaan dan harus dikutuk,” ujar Socratez, seperti dikutip dari Asia Pacific Report, Jumat (25/9).

Lembaga hak asasi manusia telah meminta pemerintah untuk membuka penyelidikan independen untuk menjelaskan pembunuhan tersebut.

Laporan berita lokal di Papua melaporkan bahwa Pendeta Zanambani ditembak mati dalam perjalanan ke kandang babi pada hari Sabtu, pada saat yang bersamaan dengan operasi militer.

Pendeta Zanambani adalah kepala sekolah teologi di distrik Hitadipa di Intan Jaya dan seorang pendeta di Jemaat Imanuel Hutadipa di Gereja Kristen Injili Indonesia (GKII). Ia juga seorang penerjemah Alkitab dan pemimpin komunitas suku Moni.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya