Berita

Politisi PKS Muhammad Nasir Djamil/Net

Politik

Nasir Djamil: Kalau Polisi Tidak Gerak Cepat, Penusukan Syekh Ali Jaber Bisa Hilang Tanpa Bekas

SELASA, 15 SEPTEMBER 2020 | 18:25 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Penusukan Syekh Ali Jaber di ruang terbuka oleh seorang pemuda asal Lampung, mengingatkan publik kepada kasus penusukan mantan Menkopolhukam Wiranto yang ditusuk di depan alun-alun Kecamatan Menes, Pandeglang, Banten.

Politisi PKS Muhammad Nasir Djamil mengatakan kasus antara Wiranto dan Syeikh Ali Jaber berbeda. Jika Wiranto ditusuk oleh teroris, sedangkan Syeikh Ali Jaber ada sakit mental.

“Yang sama yang mana? Pelakunya kan beda. Satu dibilang teroris, satu lagi dibilang psikis,” kata Nasir Djamil kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (15/9).

Nasir menyampaikan saat ini banyak spekulasi liar berkembang di masyarakat. Atas dasar tersebut, dia meminta agar aparat kepolisian segera mengusut tuntas sebagaimana keinginan Syeikh Ali Jaber yang ingin kasus tersebut diselesaikan dengan penegakan hukum.

“Yang penting saat ini jangan lagi banyak tafsir. Pelakunya sudah jelas, korbannya pun sudah meminta agar kasus ini diproses secara hukum dan terhormat,” ucapnya.

Menyinggung mengenai pelaku dengan nekat melakukan aksinya di ruang terbuka. Nasir menilai bahwa hal itu dilakukan agar memberikan daya kejut lebih besar terlebih menyasar kepada tokoh publik.

Namun, dia beranggapan banyaknya spekulasi masyarakat harus menjadi dorongan tegas bagi aparat kepolisian untuk dapat menuntaskan kasus tersebut.

“Jadi macam-macam lah persepsi, bisa jadi ingin mengalihkan isu soal Covid-19, soal PKI, dan soal lainnya," ujarnya.

"Karena itu jika aparat penegak hukum tidak cepat dan tepat menyelesaikan ini serta mendapatkan aktor intelektualnya, maka makin banyak spekulasi yang berkembang. Akhirnya peristiwa ini hilang tanpa bekas,” tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Timnas Amin Siang Ini Dibubarkan

Selasa, 30 April 2024 | 09:59

Perbuatan Nurul Ghufron Dinilai Tidak Melanggar Etik

Selasa, 30 April 2024 | 09:57

Parpol Ramai-ramai Gabung Koalisi Prabowo Jadi Alarm Matinya Oposisi

Selasa, 30 April 2024 | 09:55

PKS Oposisi atau Koalisi Tunggu Keputusan Majelis Syuro

Selasa, 30 April 2024 | 09:46

Anggaran Sudah Disetujui, DPRD DKI Tunggu Realisasi RDF Skala Perkotaan

Selasa, 30 April 2024 | 09:36

Beli Sabu, Oknum Polisi Tulungagung Ditangkap

Selasa, 30 April 2024 | 09:31

MPR akan Bangun Komunikasi Politik dengan Jokowi hingga Hamzah Haz Jelang Transisi

Selasa, 30 April 2024 | 09:27

Jakarta Hari Ini Cenderung Cerah Berawan

Selasa, 30 April 2024 | 09:19

Perahu Rombongan Kader PMII Terbalik, Satu Meninggal

Selasa, 30 April 2024 | 09:06

2 Mei, Penentu Lolos Tidaknya Garuda Muda ke Olimpiade Paris

Selasa, 30 April 2024 | 08:48

Selengkapnya