Berita

Anggota Komisi II DPR RI, Muhammad Nasir Djamil/Net

Politik

Banyak Cakada Langgar Protokol Kesehatan, Nasir Djamil: Jangan Sampai Pilkada Jadi Monster Ganas Covid-19

SELASA, 08 SEPTEMBER 2020 | 09:30 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Masa pendaftaran bakal calon kepala daerah (cakada) di Pilkada Serentak 2020 pada akhir pekan lalu memunculkan ancaman tersendiri. Pasalnya, banyak cakada yang melanggar protokol kesehatan saat mendaftarkan diri ke KPU daerah. Apalagi, kemudian diketahui ada 37 cakada yang positif terinfeksi virus corona baru (Covid-19).

Kondisi ini pun dikecam oleh banyak anggota DPR RI yang kemudian meminta pemerintah mempertegas aturan Pilkada 2020 di tengah pandemi Covid-19 ini.

Bahkan, anggota Komisi II DPR RI, Muhammad Nasir Djamil, telah lama mengingatkan pemerintah untuk memberi perhatian penuh terhadap ancaman penyebaran Covid-19 dalam pelaksanaan Pilkada 2020 ini.

“Sejak jauh hari saya sudah ingatkan. Jangan sampai pilkada yang serentak pada Desember 2020 ini, menjadi monster ganas Covid-19 yang memangsa warga dan para kontestan pilkada,” kata Nasir kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (8/9).

Legislator Partai Keadilan Sejahtera ini menegaskan, keputusan pemerintah untuk mengagendakan Pilkada Serentak pada Desember 2020 mendatang merupakan keputusan yang berani.

“Karena itu, pemerintah diharapkan juga berani dengan tegas dan konsiten, untuk menjamin dan memastikan bahwa protokol kesehatan berupa menjaga jarak pribadi dan secara sosial, serta memakai masker bisa terwujud di lapangan,” tegasnya.

Menurutnya, jika pemerintah tidak mampu mendisiplinkan masyarakat, itu sama artinya pemerintah telah menjerumuskan rakyatnya sendiri ke dalam kubangan Covid-19.

“Apalagi menurut KPU saat ini ada 37 cakada yang positif Covid-19. Lalu bagaimana nasib keluarga dan tim suksesnya? Aparatur pemerintah dan penyelenggara pilkada harus mencegah horor corona dalam pesta rakyat tersebut,” tegasnya.

Politikus asal Aceh ini pun berharap pemerintah mampu menjaga keselamatan jiwa rakyat Indonesia dalam Pilkada 2020 nanti. Bukan hanya sekadar ingin memulihkan ekonomi dengan mengundang kerumunan.

“Jangan karena ini menggairahkan ekonomi, lalu kita mengabaikan keselamatan jiwa rakyat kita sendiri. Kalau mau jujur, tak ada kepala daerah pun rakyat juga bisa hidup. Makanya pernah ada istilah 'auto pilot' yang ditujukan kepada pemerintah. Keselamatan rakyat harus menjadi garansi dan yang utama, bukan pilkada,” tandasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya