Berita

Puluhan ribu warga Belarusia melakukan aksi unjuk rasa di ibukota Minsk pada Minggu, 16 Agustus 2020/Net

Dunia

Bersejarah, Puluhan Ribu Warga Belarusia Tuntut Mundur Presiden Lukashenko

SENIN, 17 AGUSTUS 2020 | 14:30 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Puluhan ribu warga Belarusia melakukan aksi protes yang mereka juluki sebagai "Pawai untuk Kebebasan" di ibukota Minsk pada Minggu (16/8). Mereka memprotes hasil pemilihan presiden yang memenangkan petahana, Presiden Alexander Lukashenko.

Satu suara, mereka meneriakkan, "Mundur" agar Lukashenko mengundurkan diri. Tampak dari video-video yang tersebar di media sosial, para pengunjuk rasa membawa bendera Belarusia sembari bernyanyi.

Menariknya, para pengunjuk rasa tidak memenuhi jalan dan tidak mengganggu lalu lintas. Mereka yang hendak menyebrang pun tampak tertib menunggu lampu merah. Mobil-mobil yang melewati pengunjuk rasa pun membunyikan klakson, seakan memberikan dukungan.

Mengutip Euronews, unjuk rasa tersebut menjadi demonstrasi terbesar sejak gerakan protes terhadap pemilu yang disengketakan digelar.

"Hari ini bersejarah bagi negara kami. Ada banyak orang di jalan-jalan dan saya bangga dengan negara saya," ujar seorang demonstran bernama Ivan, 21 tahun.

"Saya tidak berpikir Lukashenko memiliki waktu yang lama. Karena tidak pernah ada dukungan sebesar itu terhadapnya. Ini adalah sejarah. Dan saya rasa dia tidak akan mampu mengatasinya," sambungnya.

Aksi unjuk rasa besar-besaran tersebut dilakukan sehari setelah Lukashenko berbicara dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin terkait dengan kerusuhan pasca pemilu.

Dalam pembicaraan tersebut, Putin memberikan dukungan yang kuat kepada Lukashenko yang selama ini dianggap sebagai pemimpin otoriter.

Lukashenko sendiri terpilih kembali untuk jabatan keenamnya pada 9 Agustus 2020, dalam pemungutan suara yang menurut para oposisi, pengunjuk rasa, dan pengamat telah dicurangi.

Hasil pemungutan suara yang disampaikan lembaga negara Belta pada Senin (17/8) menunjukkan, Lukashenko memenangkan 80,23 persen suara. Sementara lawan utamanya, Sviatlana Tsikhanouskaya hanya menerima 9,9 persen

Lukashenko berdalih, protes massal tersebut dilakukan dengan adanya campur tangan asing. Di mana lelaki 65 tahun tersebut menyebut, kekuatan Barat saat ini tengah mengumpulkan unit-unit militernya di sepanjang perbatasan barat Belarusia.

Negara-negara Barat memang mendesak agar Belarusia kembali mengulangi pemungutan suara.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya