Berita

FBI tangkap tiga peneliti China yang diduga anggota Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), seorang lainnya masih buron/Net

Dunia

Diduga Anggota Tentara Pembebasan Rakyat, Tiga Peneliti China Ditangkap FBI, Seorang Sembunyi Di Konsulat

JUMAT, 24 JULI 2020 | 08:27 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Tindakan Amerika Serikat (AS) semakin memantik api permusuhan dengan China. Seperti langkah Biro Investigasi Federal (FBI) yang melakukan "razia" kepada pemegang visa China di lebih dari 25 kota di AS pada Juni.

Melalui pernyataan pada Kamis (23/7), Departemen Kehakiman AS mengungkap, razia dilakukan dengan mewawancarai pemegang visa yang diduga memiliki afiliasi dengan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.

Hasilnya, empat orang peneliti diduga memiliki keterkaitan dengan militer China tersebut. Tiga di antaranya telah ditangkap, sementara seorang lainnya buron dan bersembunyi di Konsulat China di San Francisco.


"Empat orang baru-baru ini dituduh melakukan penipuan visa sehubungan dengan skema untuk berbohong tentang status mereka sebagai anggota pasukan militer Republik Rakyat China, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), sementara di Amerika Serikat melakukan penelitian," ujar departemen seperti dikutip Sputnik.

"Tiga dari orang-orang ini telah ditangkap dan FBI sedang mencari orang keempat yang menjadi buron keadilan yang saat ini bersembunyi di Konsulat China di San Francisco," sambung departemen.

Melansir Reuters, mengutip Asisten Jaksa Agung John Demers, para peneliti tersebut mengajukan permohonan visa penelitian namun menyembunyikan keanggotaannya dengan PLA.

 "Ini adalah bagian lain dari rencana Partai Komunis Tiongkok untuk mengambil keuntungan dari masyarakat terbuka kita dan mengeksploitasi institusi akademik," kata Demers.

Berdasarkan aturan, setiap individu yang melakukan penipuan visa maka akan menghadapi hukuman 10 tahun penjara dengan denda hingga 250 ribu dolar AS.

Hingga berita ini dirilis, Kedutaan Besar China di Washington belum memberikan tanggapan.

Bulan lalu, Direktur FBI Christopher Wray mengatakan hampir setengah dari 5.000 investigasi intelijen yang dilakukan biro tersebut melibatkan China.

Beberapa waktu terakhir, AS memang gencar menuding China telah melakukan spionase terhadap kekayaan intelektualnya, termasuk di bidang pertahanan dan penelitian Covid-19.

Pada Selasa (21/7), AS telah mendakwa dua warga negara China yang dituding melakukan aksi spionase. Setelahnya, AS juga memerintahkan China menutup konsulat di Houston, Texas karena dianggap sebagai pusat spionase.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya