Dubes Venezuela Radames Gomez/RMOL
Kemampuan Republik Bolivarian Venezuela dalam menangani penyebaran wabah Covid-19 termasuk yang terbaik di Amerika Latin.
Kemampuan negara itu melakukan tes Covid-19 lebih tinggi bila dibandingkan dengan beberapa negara Eropa. Setiap hari, jumlah tes Covid-19 yang dilakukan di Venezuela hampir 40 ribu tes.
Dubes Venezuela Radames Gomez mengatakan, Presiden Nicolas Maduro di awal bulan Maret lalu meluncurkan National Plan yang kini diimplementasikan secara intensif dan simultan.
Kebijakan ini memiliki empat pilar, yaitu pertama, karantina umum dan social distancing. Diikuti pengembangan sistem pencarian atau screening yang massif secara personal melalui kunjungan ke rumah tinggal.
Pilar keempat adalah menjamin ketersediaan suplai obat-obatan dan alat tes. Dalam kaitan ini, sebut Dubes Gomez dalam perbincangan dengan redaksi
Majalah Republik Merdeka beberapa waktu lalu, Presiden Maduro mengaktivasi mekanisme yang memungkinkan bantuan dari dunia internasional.
“Dalam hal ini kami mendapatkan dukungan yang sangat besar dari China, Rusia, Kuba. Mereka membantu Venezuela dengan menyalurkan alat tes, alat kelengkapan lain yang esensial, dan tentu saja obat-obatan. Dari Kuba kami mendapatkan 14 ribu alat tes dan juga tim dokter yang berpengalaman,†ujarnya.
Pilar terakhir yang juga penting adalah menjamin ketersediaan tempat tidur di rumah sakit baik yang dikelola oleh swasta ataupun pemerintah.
Wawancara dengan Dubes Gomez dilakukan di akhir bulan Juni lalu. Ketika itu Venezuela memiliki sekitar 4.000 kasus Covid-19. Dua minggu sebelumnya, kasus Covid-19 di negara itu baru berkisar 300an.
Mengapa terjadi lonjakan kasus dalam waktu terbilang singkat?
Menurut Dubes Gomez, lonjakan kasus Covid-19 di Venezuela terkait dengan arus datang warganegara Venezuela yang sempat meninggalkan Venezuela pada tahun 2017 dan 2018. Negara yang mereka tuju ketika itu adalah Kolombia, Ekuador, Brazil, Chili dan juga Peru.
Jumlah kasus Covid-19 impor ini sekitar 73 persen.
“Di era pandemik mereka berada di negara-negara yang memiliki manajemen buruk dalam menghadapi Covid-19. Lalu mereka memutuskan untuk kembali ke Venezuela,†ujarnya.
Baca:
Mereka Tak Peduli Berapa Banyak Rakyat Kami Yang MenderitaWarganegara Venezuela yang kembali itu umumnya melalui jalur darat. Di perbatasan dengan Kolombia dan Brazil pemerintah Venezuela membangun instalasi pemeriksaan untuk setiap yang kembali.
Arus repatriasi juga dilakukan melalui jalur udara. Pemerintah Chili, sebut Dubes Gomez lagi, mengizinkan penerbangan kemanusiaan pesawat Venezuela untuk menjemput warganegaranya.
Sementara pemerintah Peru tidak mengizinkan penerbangan kemanusiaan itu dengan alasan ancaman sanksi dari Amerika Serikat.