Berita

Ilustrasi Fintech/Net

Bisnis

Imbas Corona, Pembiayan Pinjaman Online Melambat

SELASA, 14 JULI 2020 | 05:32 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Penyaluran pembiayaan pinjaman onlin selama krisis akibat pandemik virus corona baru (Covid-19) ini tercatat melambat. Hal itu diketahui berdasarkan data yang dikeluarkan otoritas jasa keuangan (OJK).

Ketua Bidang Humas dan Kelembagaan AFPI Tumbur Pardede menyampaikan, data OJK untuk periode Mei 2020, total penyaluran sebesar R p 109,18 triliun, atau hanya naik 3,12 persen dari posisi April 2020 sebesar Rp 106,06 triliun. Bandingkan dengan penyaluran pada Mei 2019  sebesar Rp 41,03 triliun atau naik 10,87 persen dari posisi April 2019 sebesar Rp 37,01 triliun.  

Begitu juga penyaluran April 2020 yang naik 3,57 persen dari posisi Maret 2020 sebesar Rp 102,53 triliun. Bandingkan dengan penyaluran April 2019 yang naik 11,48 persen dari Maret 2019 sebesar Rp 33,20 triliun.

Meski demikian, total penyaluran pembiayaan fintech P2P lending per Mei 2020 tercatat naik 166,03 persen dari posisi Mei 2019.

“Memang masih ada peningkatan penyaluran dari April keMei 2020 sebesar 3,12 persen, namun jika dibandingkan dari April-Mei tahun lalu yang masih 10,87 persen, peningkatannya melambat7,75 persen. Hal ini karena para penyelenggara fintech P2P lending khususnya sektor multiguna (konsumer) agak mengurangipenyaluran pinjaman baru untuk mengantisipasi gagal bayar,” ujar Tumbur, Senin (13/7).

Sementara itu, Ketua Harian AFPI Kuseryansyah menambahkan, selama masa pandemik Covid-19 secara umum penuruan terjadi di hampir sebagian platform penyelenggara pinjaman online. Namun, dia mencatat ada beberapa sektor yang terjadi peningkatan penyaluran pembiayaam khususnya di sektor produktif.

Adapun sektor produktif tersebut antara lain,  sektor kesehatan seperi UMKM farmasi dan alat pendukung kesehatan, sektor distribusi pangan, produk agrikultur, makanan kesehatan. Selain itu, ada sekotr telekomunikasi dan online ecosystem yang semakin banyak digunakan untuk mendukung kehidupan sehari-hari.  

“Di masa  wabah Covid-19 ini, industri fintech P2P lending akan menjaga kinerja positif dengan selektif menyalurkan pembiayaan khususnya ke peminjam baru. Dengan demikian diharapkan dapat menjaga peran aktif fintech P2P lending untuk meningkatkan pendanaan bagi masyarakat yang selama ini belum tersentuh lembaga keuangan formal,” katanya.  

“Hal ini mengingat kebutuhan pembiayaan masyarakat sangat besar yakni lebih dari Rp 1.000 triliun dan ini diharapkan fintech P2P lending yang per Mei 2020 tercatat 158 penyelenggara bisa berperan,” tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya