Berita

Politisi PKS, M. nasir Djamil/Net

Politik

Hasil Survei Indikator Kinerja Jokowi Buruk, Nasir Djamil: Alarm Keras Bagi Presiden

SENIN, 08 JUNI 2020 | 15:34 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia menyebutkan kinerja Presiden Joko Widodo di mata masyarakat menurun dibandingkan kinerja Gugus Tugas Percepatan Penanganan virus corona baru (Covid-19).

Menyikapi hal tersebut politisi PKS, Muhammad Nasir Djamil menyampaikan bahwa survei tersebut dilakukan untuk menguji kebijakan presiden terkait penanganan Covid-19. Ujian yang dimaksudkan kata Djamil apakah kebijakan Jokowi berpihak pada kepentingan masyarakat atau tidak dan juga kebijakan tersebut dapat diterima atau tidak bagi masyarakat.

“Ternyata kan survei itu menunjukkan hasil sebaliknya, bahwa masyarakat justru menilai dalam menangani pandemik ini, pemerintah Jokowi ini justru bekerja buruk. Bahkan mayoritas responden menginginkan PSBB ketimbang new normal,” ujar Nasir kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (8/6).

Dari hasil survei tersebut, Nasir mengatakan, sebagai peringatan bagi pemerintah terutama Presiden Joko Widodo untuk dapat mengevaluasi kebijakannya.

“Ini sebenarnya alarm keras, bagi pemerintah Jokowi, untuk mengevaluasi kebijakan-kebijkannya. Meskipun hasil survei ini, tidak melihatkan seluruh rakyat Indonesia. Tapi, paling tidak survei ini, mencerminkan sikap masyarakat Indonesia atau rakyat Indonesia terkait dengan oenabganan Covid-19,” paparnya.

Disinggung mengenai adanya isu pemakzulan Presiden Joko Widodo semakin nyata lewat hasil survei yang mengindikasikan kinerja buruk saat penanganan Covid-19. Nasir justru berpandangan lain bahwa pihak oposisi tidak pernah mewacanakan ada pemakzulan Presiden Jokowi.

“Soal pemakzulan, di kubu oposisi sendiri tidak bicara soal pemakzulan, bahwa pemakzulan itu ada mekanisme, kemudian ada prosedurnya artinya konstitusi kita, menuntun menuju pemakzulan dan ada sebab-sebabnya,” tutupnya.

Populer

Seluruh Fraksi di DPR Kompak Serang Kejagung soal Tom Lembong

Rabu, 13 November 2024 | 18:01

Kapolri Mutasi 55 Pati dan Pamen, Ada 3 Kapolda Baru

Selasa, 12 November 2024 | 23:52

Berkinerja Buruk, Kadis Parekraf Layak Diganti

Rabu, 13 November 2024 | 00:20

"Geng Judol" di Komdigi Jadi Gunjingan sejak Bapak itu Jabat Menteri

Rabu, 06 November 2024 | 07:53

Dedi Prasetyo Dapat Bintang Tiga jadi Irwasum, Ahmad Dofiri Wakapolri

Selasa, 12 November 2024 | 22:50

Tak Terima Dikabarkan Meninggal, Joncik Laporkan Akun Facebook "Lintang Empat Lawang" ke Polisi

Kamis, 07 November 2024 | 06:07

Musa Rajekshah Dorong Pemetaan Potensi dan Keunggulan Desa

Kamis, 07 November 2024 | 21:43

UPDATE

2.500 Personel Kawal Laga Timnas Indonesia Kontra Jepang

Jumat, 15 November 2024 | 04:02

Budi Arie Dituntut Tanggung Jawab soal "Pengamanan" Situs Judol

Jumat, 15 November 2024 | 03:47

Rawan Disalahgunakan, KJP Dievaluasi untuk Program Sekolah Gratis

Jumat, 15 November 2024 | 03:25

Trending X, Rano Karno Hapus Foto Bareng Tersangka Judol

Jumat, 15 November 2024 | 03:03

Ini Pengalihan Arus Lalu Lintas di GBK saat Timnas Garuda Versus Jepang

Jumat, 15 November 2024 | 02:51

MRT Bundaran HI-Kota Beroperasi 2027

Jumat, 15 November 2024 | 02:18

Roy Suryo Tak Percaya "Pengamanan" Situs Judol Rp8,5 Juta per Bulan

Jumat, 15 November 2024 | 02:01

Raja Juli Optimis Reforestasi 12 Juta Hektare Lahan

Jumat, 15 November 2024 | 01:36

Pegawai Komdigi Diduga "Bermain" Judi Online sejak Era Covid-19

Jumat, 15 November 2024 | 01:23

PNM Sabet Tiga Penghargaan di BBMA 2024

Jumat, 15 November 2024 | 01:06

Selengkapnya