Berita

Ilustrasi penanganan pasien Covid-19/Net

Dunia

New York Times: Indonesia Terlambat, Virus Corona Sudah Menyebar Luas

MINGGU, 31 MEI 2020 | 13:24 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Penyebaran virus corona baru di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Bahkan dapat dikatakan, Indonesia terlambat untuk melakukan penanganan Covid-19.

Pada awal Mei, Indonesia melaporkan kuang dari 12.000 kasus Covid-19 dengan sekitar 865 kematian. Namun pada akhir Mei, angka tersebut berlipat ganda. Pada Sabtu (30/5), pemerintah melaporkan 25.773 kasus Covid-19 dengan 1.573 kematian.

Dalam sebuah artikel berjudul "‘It’s Too Late’: In Sprawling Indonesia, Coronavirus Surges", New York Times (NYT) mengungkapkan kekhawatiran akan penyebaran virus corona baru di beberapa daerah di Indonesia, di antaranya adalah Maluku dan Surabaya.

Hingga artikel tersebut dirilis pada Kamis (28/5), jumlah kasus Covid-19 di Maluku sudah mencapai 1.340, sejak dilaporkan pertama kali pada pertangehan Maret.

Sementara itu, Surabaya sendiri memiliki 4.313 kasus yang secara resmi dikonfirmasi pada hari yang sama.

Yang membuat miris adalah, dari hasil pengambilan sampel acak terhadap 11.555 orang di Surabaya pada pekan lalu, sebanyak 10 persen di antaranya dilaporkan memiliki antibodi untuk virus corona baru (SARS-CoV-2).

Namun dengan angka-angka yang mengkhawatirkan tersebut, pemerintah sudah memperkenalkan relaksasi, pelonggaran pembatasan sosial demi menyelamatkan ekonomi.

"Jika orang tidak makan dan mereka sakit, itu akan lebih buruk," dalih Presiden Joko Widodo dalam sebuah briefing media.

Dengan new normal atau yang saat ini diperkenalkan dengan Adaptasi Kehidupan Baru (AKB), para pakar kesehatan masyarakat khawatir sistem perawatan kesehatan Indonesia yang tidak sekuat Amerika Serikat dan Eropa akan runtuh.

Yang lebih buruk, lebih dari setengah kematian akibat Covid-19 di Indonesia justru dialami oleh kelompok usia di bawah 60 tahun. Sedangkan di AS, kematian lebih besar dialami oleh para lansia. Itu berarti, rumah sakit Indonesia belum mampu memberikan "perawatan penyelamatan hidup" yang cukup.

Seiring dengan usainya bulan Ramadhan dan dilakukannya relaksasi, para ahli epidemologi memperkirakan, Indonesia akan mengalami lonjakan kasus pada bulan depan, yaitu Juni.

"Bencana masih akan datang," ujar ahli epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono.

"Bahkan setelah berbulan-bulan, kita masih memiliki pemimpin yang percaya pada keajaiban daripada ilmu pengetahuan. Kita masih akan memiliki kebijakan yang mengerikan," tambahnya.

Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, Indonesia ternyata memiliki tingkat pengujian yang terburuk di antara 40 negara yang paling terpengaruh oleh virus.

Hanya 967 tes yang dilakukan untuk setiap 1 juta orang di Indonesia. Sementara AS memiliki 46.951 tes untuk setiap 1 juta orangnya.

Orang Tanpa Gejala (OTG) juga menjadi kasus yang cukup sering terjadi dan sangat berisiko tinggi. Tanpa mereka sadari, mereka sudah menyebarkan virus kepada orang lain, termasuk yang berasal dari kelompok rentan.

Jika kilas balik, Indonesia baru melaporkan kasus Covid-19 pertamanya pada awal Maret. Sementara Malaysia dan Singapura sudah melaporkan kasus pertama pada akhir Januari.

Dalam rentang waktu tersebut, beberapa rumah sakit, terutama di Jawa, sudah mencatatkan kasus pneumonia dengan gejala yang mirip dengan Covid-19. Namun pemerintah terus menolak.

Pada akhirnya, Indonesia sudah terlambat untuk bisa mengendalikan penyebaran virus. Seharusnya, pemerintah Indonesia sejak awal tidak mempersepsikan diri "kebal" terhadap virus corona.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya