Berita

Menteri Kesehatan Hala Zayed/Net

Dunia

Dokter Mesir Kritik Pemerintah Karena Lalai Hadapi Wabah Virus

SELASA, 26 MEI 2020 | 10:05 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Meningkatnya kasus infeksi dan kematian karena corona di kalangan medis Mesir membuat Serikat medis di negara itu geram. Mereka menyampaikan kritik tajam kepada pemerintah pada hari Senin (25/5).

Mereka mengeluhkan kinerja pemerintah yang dinilai gagal sehingga menyebabkan banyaknnya kasus dan kematian dikalangan profesional kesehatan.

Mereka menyinggung kurangnya peralatan pelindung, pengujian, dan tempat tidur rumah sakit untuk dokter yang berada di garis depan. Serikat pekerja menggambarkan kelalaian kementerian kesehatan Mesir sebagai "kejahatan pembunuhan karena tidak bertanggung jawab."


Serikat pekerja melaporkan bahwa 19 dokter telah meninggal dan 350 telah terjangkit virus, menurut angka resmi, meskipun pengujian staf medis masih terbatas.

"Kementerian kesehatan memikul tanggung jawab penuh, sebagai akibat dari kegagalan untuk melindungi mereka."

Mesir adalah negara terpadat di Arab. Secara resmi Mesir mencatat 17.967 infeksi dan 783 kematian akibat Covid-19. Meskipun jumlahnya mash kalah jauh dibandingkan dengan AS dan Eropa, kurva ini dengan cepat mengalami percepatan. Dengan penuhnya rumah sakit karantina yang kekurangan sumber daya membuat banyak orang khawatir yang terburuk belum terjadi.

"Sistem kesehatan mungkin benar-benar runtuh, dan bencana kesehatan dapat menyerang seluruh negeri," serikat pekerja memperingatkan dalam pernyataannya.

Menanggapi kritikan tersebut, Menteri Kesehatan Hala Zayed mengatakan pemerintah akan menindaklanjuti hal tersebut.

“Menindaklanjuti untuk memberikan perawatan sebaik mungkin,” ungkapnya, seperti dikutip dari AP, Selasa (26/5).

“Pihak berwenang telah berupaya mengalokasikan lantai berkapasitas 20 tempat tidur di rumah sakit karantina untuk staf yang jatuh sakit, dan menyediakan stok yang cukup dari alat pelindung.”

Menteri juga berjanji untuk meluncurkan penyelidikan hukum 'mendesak' ke dalam kasus Walid Yehia, seorang dokter muda yang meninggal karena virus corona selama akhir pekan setelah berjuang untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit Kairo yang ramai.

"Rekan-rekannya dan saya ada bersamanya, meminta bantuan, tetapi tidak ada tanggapan," saudara laki-laki Yehia, Ashraf Zalouk, menulis dalam posting Facebook yang emosional.

Pemerintah Mesir telah menolak jenis penguncian total sepert yang dilakukan negara-negara lain di kawasan itu. Langkah itu diambil dengan harapan dapat mencegah dampak ekonomi terburuk.

Selama Idul Fitri,  pihak berwenang memperpanjang jam malam yang dimulai pukul 17:00 dan menghentikan transportasi umum hingga 29 Mei. Perdana menteri mengatakan negara itu akan secara bertahap dibuka kembali setelah bulan Ramadhan.

Dalam pidato dan pernyataan, pemerintah telah berulang kali meyakinkan rakyat Mesir bahwa virus telah terkendali. Tetapi juga memperketat cengkeramannya pada informasi tentang pandemik. Mereka yang menentang jumlah virus resmi negara telah diusir dan ditahan.

Amnesti Internasional memperkirakan bahwa lebih dari selusin orang telah terjebak dalam tindakan keras yang dimotivasi oleh virus corona.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya