Berita

Para tenaga medis di rumah sakit Malaysia/Net

Dunia

Tak Bisa Rayakan Idul Fitri Dengan Keluarga, Dokter Ini Ungkap Lebih Khawatir Akan Adanya Risiko Lonjakan Kasus Covid-19

MINGGU, 24 MEI 2020 | 13:21 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Ketika banyak orang yang merasa kecewa karena tidak bisa merayakan Idul Fitri dengan sanak keluarga, perasaan yang lebih sedih dirasakan oleh para dokter dan tenaga medis lainnya.

Seorang dokter di Malaysia, Muhammad Syahidd Al-Hatim mengaku terbiasa berada jauh dari keluarganya pada Idul Fitri, karena sudah dua tahun terakhir ia merayakan akhir bulan puasa Ramadhan di Rumah Sakit Kuala Lumpur tempat dia bekerja.

Meski begitu, pria 26 tahun tersebut mengaku, Idul Fitri kali ini sangatlah suram bagi banyak rekannya.


"Menyedihkan karena beberapa teman saya, perawat staf, beberapa dokter senior, mereka tidak berasal dari Kuala Lumpur," ujar Muhammad Syahidd mengatakan kepada Reuters.

"Biasanya, mereka akan kembali (ke kota asalnya) untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan mereka tidak memiliki kesempatan itu. Jadi itu membawa suasana hati yang sedih di tempat kerja," tambahnya.

Malaysia sendiri memiliki lebih dari 7.000 kasus Covid-19 dengan 115 orang meninggal dunia. Untuk membendung penyebaran virus corona baru, negeri jiran tersebut telah memberlakukan pembatasan sosial yang ketat sejak 18 Maret.

Meskipun beberapa pembatasan telah dilonggarkan bulan ini, perjalanan antar negara bagian untuk alasan yang tidak penting masih dilarang. Artinya, masih banyak orang tidak dapat kembali ke kampung halaman mereka selama musim liburan Idul Fitri.

Alih-alih merasa rindu, Muhammad Syahidd mengaku lebih khawatir jika terjadi lonjakan kasus Covid-19. Ia bahkan bekerja di ruang gawat darurat pada Minggu (24/5) atau hari pertama Idul Fitri.

Pasalnya, ia mengatakan, dengan Idul Fitri, diperkirakan ada banyak orang yang melanggar aturan kuncian dan jarak sosial.

"Saya merawat pasien di sini. Lalu saya memberikan penyakit pada orang tua saya. Itu satu-satunya hal yang aku takuti," jelasnya memberikan alasan ketakutannya.

Walau begitu, Muhammad Syahidd mengatakan, pandemik Covid-19 membuat para tenaga medis, muslim maupun non-muslim, lebih dekat dan saling menjaga satu sama lain, khususnya selama Ramadhan.

"Kami saling menjaga satu sama lain," pungkasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya