Berita

Kompleks pendidikan yang dibangun Timur Lenk dan tempat Syech Jumadil Qubra menimba ilmu/Net

Muhammad Najib

Kota-kota Penyumbang Peradaban Islam Yang Nyaris Terlupakan

MINGGU, 12 APRIL 2020 | 11:57 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

CORDOVA, Damaskus, Kairo, dan Bagdad selalu disebut ketika para peneliti mengkaji kota-kota yang memberikan konstribusi besar dalam perkembangan peradaban Islam di masa lalu.

Padahal banyak kota lain di wilayah Asia Tengah juga memberikan konstribusi dan mewarnai bentuk dan perkembangan peradaban Islam di abad pertengahan, seperti Samarkand dan Bukhara yang kini masuk wilayah Uzbekistan, serta sejumlah kota di sekitarnya .

Samarkand pertama kali mendapatkan sentuhan Islam, saat dinasti Bani Umayyah mengirimkan pasukan di bawah panglima Qutayba ibnu Muslim pada tahun 710 M. Di bawah pemerintahan Islam agama-agama lain seperti Budha, Hindu, Yahudi, Nasrani, dan Zorooaster yang ada tetap mendapatkan tempat.

Samarkand semakin kuat mendapatkan sentuhan Islam, ketika Bani Abbasiyah mengambil-alih kekuasaan dari Bani Umayyah, yang memindahkan ibukotanya dari Damaskus ke Bagdad. Secara geografis jarak antara Samarkand-Bagdad cukup dekat.

Samarkand merupakan salah satu kota di Jalur Sutra yang direbut pasukan Mongol pada periode awal di bawah komando Jenghis Khan pada tahun 1220. Meskipun pada waktu itu, Jenghis Khan tidak merusak kota dan tidak mengganggu penduduknya, para penerusnya secara sistematis merusak baik secara fisik maupun non fisik.

Pada abad ke-14, Timur Leng (keturunan campuran Turki-Mongol) muncul sebagai orang kuat baru di kawasan ini, yang memulai karir militernya di Balk  (wilayah Afghanistan saat ini), kemudian membangun kembali Samarkand dan menjadikannya sebagai ibu kota kerajaannya.

Kecintaan Amir Timur (demikian rakyatnya menyebut) terhadap ilmu, dan ditopang oleh kekuasaan yang luas dan lama, melahirkan arsitektur bangunan yang khas yang dikenal dengan Timurid.

Selain mewariskan bangunan-bangunan yang indah dan unik, di wilayah ini juga melahirkan banyak ulama, karena di masa kejayaannya Timur Lenk membangun banyak sekolah yang mengembangkan berbagai macam disiplin ilmu, seperti ilmu Tafsir, Hadits, Fiqih, Filsafat, Sastra, Matematika, Astronomi, Geografi, dan sebagainya.

Timur Lenk juga dikenal sangat ramah dan hormat kepada para ulama, sehingga banyak ilmuwan yang datang dari berbagai penjuru dunia ke Samarkand. Di kota inilah Muhammad bin Ismail al-Bukhara (Imam Bukhari) ahli hadits yang lahir dan besar di Bukhara mengabdi dan menetap sampai akhir hayatnya. Makamnya dapat diziarahi sampai sekarang.

Ilmuwan lain yang berhubungan dengan Samarkand adalah Abu Ali al Husayn bin Abdullah bin Sina (Ibnu Sina), seorang ahli kedokteran juga lahir di Bukhara. Ia berpindah ke Hamadan dan Isfahan (kini masuk wilayah Iran) karena persoalan politik terkait dengan perebutan tahta para penguasa setempat. Syech Jumadil Qubra yang menjadi Bapak dari Walisongo juga lama bermukim di Samarkand, bahkan sampai menikah dengan wanita setempat.

Ilmuwan lain kelahiran Farab (kini masuk wilayah Kazakhstan tetangga Uzbekistan) yang sempat menimba ilmu di Bukhara adalah  Al Farabi. Ia menekuni ilmu-ilmu Islam, aritmatika, sastra, dan musik. Ia kemudian melanjutkan studinya ke Bagdad, lalu mengembara ke Damaskus.

Al Khawarizm adalah ilmuwan terkenal di masa itu, ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi kelahiran Khawarizm (sekarang bernama Khiva di Uzbekistan), kemudian mendedikasikan keilmuwannya dengan mengajar di Bagdad sampai akhir hayatnya.

Sebenarnya banyak lagi ilmuwan-ilmuwan besar yang tumbuh dan berkembang di kota-kota  sepanjang Jalur Sutra yang layak disebut. Kota-kota ini disamping tumbuh dan berkembang sebagai kota-kota ilmu, juga tumbuh sebagai kota bisnis, yang berkonstribusi terhadap perkembangan peradaban.

Kota-kota ini secara perlahan meredup kemudian dilupakan orang karena beberapa faktor: Pertama, kota-kota ini berada di jalur Sutra yang merupakan rute darat yang dilalui manusia maupun barang untuk berbagai keperluan termasuk perdagangan dan militer oleh bangsa-bangsa Asia dan Eropa, mulai China di Timur sampai Romawi dan Spanyol serta Portugis di Barat.

Sejak ditemukanya kapal laut yang mengakibatkan transportasi lewat laut lebih cepat, lebih murah, dan lebih efektif untuk memindahkan barang dan orang, maka jalur darat mulai ditinggalkan.

Kedua, sejak bangsa Mongol berkuasa kota-kota ini mengalami kehancuran dan nyaris tidak dibangun kembali. Hanya bangunan-bangunan tertentu yang dipertahankan, khususnya yang dapat difungsikan untuk keperluan militer.

Ketiga, Rusia yang ikut menjadi pemenang pada perang dunia pertama, lalu memperluas kekuasaannya dengan nama Un Soviet dengan memggunakan ideologi Komunis, menduduki hampir seluruh wilayah Asia Tengah termasuk negara Uzbekistan, Kazakstan, dan negara-negara di sekitarnya yang masuk kawasan Asia Tengah, yang membuat wilayah ini menjadi tertutup dari dunia luar.

Bila disimpulkan, maka maju-mundurnya sebuah kota, negara, atau bangsa-bangsa di dunia sangat dipengaruhi oleh faktor politik (dalam pengertian kekuasaan) dan perkembangan/penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Wallahua'lam.

Penulis adalah pengamat politik Islam dan demokrasi

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya