Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Wabah Corona Mengganas, Situs Jaminan Sosial Malah Diretas

KAMIS, 02 APRIL 2020 | 00:03 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Bak jatuh tertimpa tangga, peribahasa itu agaknya sesuai untuk meggambarkan apa yang terjadi di Italia pekan ini.

Saat negara tersebut tengah berjibaku menghadapi lonjakan kasus infeksi virus corona atau Covid-19, sekelompok peretas atau hacker menyerang situs web jaminan sosial Italia.

Serangan itu memaksa situs jaminan sosial Italia ditutup pada hari Rabu (1/4). Padahal, banyak orang mengakses situs itu karena butuh untuk mengajukan permohonan untuk mendapatkan manfaat medis di tengah wabah virus corona.

Kepala Badan Kesejahteraan Italia (NPS), Pasquale Tridico mengatakan bahwa pihaknya telah menerima sekitar 339.000 aplikasi sejauh ini, tetapi para peretas telah membahayakan akses ke situs tersebut.

"Dalam beberapa hari terakhir kami telah menderita beberapa serangan peretas yang menghasilkan kerusakan besar," kata Tridico seperti dimuat Reuters.

"Mereka melanjutkan hari ini dan kami harus menutup situs webnya," sambungnya.

Untuk diketahui bahwa pemerintah Italia telah memberlakukan lockdown demi mengerem laju penularan virus corona yang telah menewaskan hampir 12.500 orang dalam waktu kurang dari enam minggu.

Pembatasan telah membuat banyak dunia bisnis Italia terhenti dan menimbulkan kekacauan di masyarakat, terutama karena banyak mata pencaharian yang terputus.
Dalam tanggapan awal terhadap krisis ekonomi, pekerja mandiri atau freelance, atau pekerja musiman dapat mengajukan permohonan ke INPS untuk pembayaran khusus senilai 600 euro.

Namun, pengguna yang mencoba masuk ke situs INPS melaporkan mengalami gangguan parah. Beberapa di antara mereka mengatakan data pribadi orang lain ditampilkan di layar mereka ketika mereka mencoba untuk menyelesaikan aplikasi  mereka.

Tridico mengatakan dia telah memberi tahu polisi tentang serangan tersebut. Hal itu menimbulkan keraguan tentang keamanan infrastruktur digital Italia saat negara tersebut berjuang dengan keadaan darurat virus corona.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya