Berita

Ilustrasi/Net

Kesehatan

Tompi: Corona Nggak Bikin Orang Yang Terserang Tiba-tiba Meninggal

SELASA, 31 MARET 2020 | 07:33 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Banyaknya korban yang berjatuhan setiap hari akibat virus corona membuat masyarakat panik. Hingga Senin (30/3) kasus virus corona mencapai angka lebih dari 754 ribu, dengan total kematian secara global berjumlah lebih dari 36 ribu.

Di Indonesia, angka kasus virus corona telah mencapai 1.414 dengan jumlah kematian sebanyak 122. Pemerintah pun telah mengeluarkan imbauan agar masyarakat melakukan lebih banyak berdiam di rumah serta menjaga jarak aman atau physical distancing sebagai langkah pencegahan.

Imbauan itu belum benar-benar bisa dilakukan oleh semua masyarakat, mengingat banyak yang masih melakukan pekerjaannya atau mencari nafkah.

Selebritis sekaligus dokter Tompi mengajak masyarakat untuk saling mengingatkan dan memberi arahan kepada mereka yang masih harus melakukan pekerjaannya di tengah wabah virus corona. Informasi yang salah akan semakin menimbulkan kepanikan.

“Jangan bosan-bosan memberikan arahan menjaga diri untuk saudara-saudara kita yang terpaksa bekerja,” ujar Tompi yang saat ini bersama artis lainnya tengah menggalang dana untuk pengadaan alat-alat kesehatan terutamanya alat pelindung diri dan ventilator.

Tompi juga mengingatkan agar masyarakat rajin mencari informasi yang benar terkait wabah ini kepada orang yang tepat. Ia pun menuliskan pemahamannya dalam akun Instagram.

Kasus virus corona memiliki gejala yang ringan seperti gejala flu umum. Pada kasus tertentu bisa sangat berbahaya. Namun, virus corona tidak serta merta membuat orang tiba-tiba saja langsung meninggal.

"Corona itu nggak bikin orang tiba-tiba serangan lantas tiba-tiba meninggal. Jadi berhenti menakut-nakuti dengan menyebarkan video-video gak jelas," ujar penyanyi jazz ini.

Tompi pun menyarankan agar masyarakat melakukan pola hidup sehat untuk mencegah penularan dengan mengikuti imbauan tim medis serta protokoler kesehatan.

Menurut para peneliti, jika antara lima dan 40 kasus virus corona dalam setiap 1.000 kasusnya akan berakhir pada kematian, dengan perkiraan terbaik menyebut sembilan dari 1.000 atau sekitar 1 persen.

Tapi angka tersebut bergantung pada beberapa faktor: usia, jenis kelamin, juga kondisi kesehatan dan sistem kesehatan di mana orang tersebut tinggal.

Dilansir dari The Telegraph, ketika virus Covid-19 masuk ke dalam tubuh, organ pertama yang diserang adalah paru-paru. Virus mengikat pada dua sel di paru-paru, yaitu sel yang memproduksi lendir serta sel silia yang memiliki rambut dan berfungsi untuk mencegah masuknya virus, bakteri dan debu ke dalam paru-paru.

Kerusakan kepada dua jenis sel ini membuat paru-paru penuh dengan cairan yang membuat pasien jadi kesulitan bernapas.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut fase pertama ini sebagai fase replikasi virus yang berlangsung sekitar seminggu.

Pada fase ini, sistem imunitas atau kekebalan tubuh akan mencoba untuk melawan virus. Akibatnya, pasien Covid-19 mengalami demam.
Mayoritas pasien hanya mengalami gejala hingga titik ini.

Namun, pada orang-orang yang berusia lanjut atau memiliki penyakit penyerta, sistem kekebalan tubuh bisa menjadi tidak terkontrol dan membunuh sel-sel yang sehat. Ini membuat paru-paru semakin penuh dengan lendir dan pasien Covid-19 jadi semakin sulit untuk bernapas.

Pada fase inilah disebut kerusakan paru-paru dimulai dan menyebabkan kegagalan pernapasan yang bisa berakibat fatal bagi pasien.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya