Berita

Hizbullah/Net

Dunia

Perang Lawan Corona Lebih Penting, Hizbullah Kerahkan Puluhan Ribu Tenaga Medis Dan Rumah Sakit Darurat

KAMIS, 26 MARET 2020 | 08:52 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Tidak lagi mengerahkan pasukan untuk melakukan serangan, kelompok paramiliter Lebanon, HIzbullah saat ini mengerahkan petugas medis untuk membantu pemerintah melawan virus corona.

Sebanyak sekitar 25.000 orang yang terdiri dari 1.500 dokter, 3.000 perawat, dan lebih dari 20.000 aktivis dikerahkan oleh kelompok yang disebut Amerika Serikat sebagai teroris ini.

Para petugas medis tersebut tergabung dalam Frontline Islam Perlawanan.

"Ini adalah perang nyata yang harus kita hadapi dengan pola pikir seorang pejuang," ujar Kepala Dewan Eksekutif Kelompok Syiah itu, Sayyed Hashem Safieddine saat diwawancarai oleh stasiun televisi.

"Peran kami adalah untuk melengkapi aparat pemerintah dan tidak berdiri di tempat," lanjutnya seperti dimuat Reuters.

Selain mengerahkan para petugas medis, kelompok Islam Syiah yang didirikan oleh Garda Revolusi Iran pada 1982 ini juga mendedikasikan Rumah Sakit Beiru untuk merawat pasien corona.

Tidak hanya itu, mereka juga empat rumah sakit yang sudah tidak gunakan, menyiapkan 32 pusat medis di seluruh Lebanon, dan mempersiapkan tiga rumah sakit lapangan bila diperlukan.

Sebuah hotel juga disewa untuk digunakan sebagai tempat karantina, kata Safieddine.

Nantinya, semua pekerjaan media akan sesuai dengan protokoh dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan.

Di mana menteri kesehatan Lebanon saat ini memang dipilih oleh Hizbullah.

"Mengelola krisis dan mengelola perang, tidak jauh berbeda," kata Safieddine.

Sementara petugas kesehatan berada di garda terdepan, para pasukan Hizbullah akan bekerja untuk memantau mereka yang wajib dikarantina untuk mematuhi peraturan.

Saat ini, Lebanon sendiri memiliki 333 kasus corona dengan enam orang meninggal dunia.

Kapabilitas Lebanon untuk mengatasi wabah menjadi dipertanyatakan setelah pemerintah menyatakan bulan ini saja mereka tidak dapat membayar hutang usai mata uangnya anjlok 40 persen sejak Oktober.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya