Berita

Petugas Medis Italia Bersihkan Area Publik dengan Disinfektan/Net

Dunia

Teka-teki Peneliti Farmakologi: Asal Usul Virus Corona Dari Wuhan Atau Italia?

SELASA, 24 MARET 2020 | 06:53 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sebelum wabah virus corona terjadi di Wuhan, pada akhir Nopember Italia telah diserang pneumonia aneh. Setidaknya ada 10 kasus pneumonia yang menyerang masyarakat di daerah Gera D'Adda dan Crema, dan sekitar Lombardy, Italia utara.

Disebutkannya semua pasien ini telah divaksinasi influenza musiman.
Pasien pulih dalam 15 hari, setelah melalui perawatan 2 hingga 3 tahap pengobatan antibiotik. Bahkan, di Wales, pada November 2019 ditemukan penyakit yang secara klinis tampak sebagai pasien Covid-19.


Pernyataan ini keluar dari ahli medis terkemuka Italia dan tersebar luas di media sosial.

Direktur Institut Negeri Mario bidang Penelitian Farmakologis di Milan, Dr. Giuseppe Remuzzi, yang telah mengeluarkan pernyataan tersebut.
Ini seperti ia telah menduga bahwa wabah virus corona bukan bermula dari Wuhan, China, melainkan lebih dulu dari Italia.

Pernyataan itu mengejutkan banyak pihak. Dalam wawancara dengan media nasional, Remuzzi mengatakan ia ingat mendengar dari dokter umum di wilayah Lombardy, yang menyebut bahwa mereka pernah melihat pneumonia yang sangat aneh dan parah, terutama pada orang tua pada sekitar Desember atau November.

"Ini berarti bahwa virus itu beredar, setidaknya di [wilayah utara] Lombardy dan sebelum kita menyadari wabah ini terjadi di China," kata Remuzzi, melansir CGTN, Senin (23/3) Pk. 20.00 waktu setempat.

Dalam sebuah wawancara dengan media lokal Italia, La7 Attualità, Remuzzi juga menyebutkan gejala pneumonia khusus telah ditemukan pada Oktober, November, Desember.

Ketika dimintai konfirmasi oleh CGTN,  Remuzzi menyebut  mungkin saja itu semua hanya rumor, tetapi ia yakin memang ada pasien dengan gejala aneh yang diduga sebagai Covid-19.

Lebih dari 10 kasus di Scanzorosciate, Gera D'Adda dan Crema, Italia, mengalami demam tinggi, batuk, kelelahan, dan kesulitan bernapas yang tidak berhubungan dengan influenza musiman, karena semua pasien ini telah divaksinasi.

"Kami tidak tahu apakah itu virus corona atau bukan, karena mereka tidak dites dan pasien tidak melakukan rontgen," kata Remuzzi. "Tapi ini 10 kasus pneumonia lebih banyak daripada yang mereka (dokter umum) biasanya lihat."

Selain itu, ia juga menyebutkan korespondensi yang ia terima dari pasien di Wales, mengatakan bahwa ada beberapa kasus yang secara klinis tampak seperti virus corona, padahal mereka menderita sakit pada bulan November. Sementara Covid-19 baru diidentifikasi para ahli sekitar awal Januari 2020.

Jadi, apakah Remuzzi menduga virus corona baru atau Covid-19 asal usulnya dari Italia?

Para ilmuwan dunia memang masih menyelidiki dari mana asal usul virus corona atau Covid-19 ini berasal.  Belum ada bukti-bukti yang kuat. Pakar pernapasan Tiongkok, Zhong Nanshan, menegaskan meskipun China adalah yang pertama melaporkan patogen, tetapi belum pasti dari mana asalnya.

Saat ini China telah mencatat angka penurunan kasus virus corona menjadi nol dalam beberapa hari berturut-turut. Sebaliknya, di Italia data kasus semakin bertambah. Angka terbaru menunjukkan jumlah kematian pasien virus corona di negara itu mencapai 5.476 pada hari Minggu. Ini merupakan musibah terbesar yang dialami Italia sepanjang sejarah dalam dunia kesehatan.

Perdana menteri Italia mengatakan, mereka menghadapi saat yang paling suram sejak Perang Dunia Kedua. Salah satu faktor tingginya angka kematian di Italia menurut para ahli medis, adalah bahwa Italia memiliki populasi tertua di dunia setelah Jepang. Sekitar 23 persen populasi Italia berusia di atas 65 tahun.

Italia tengah berusaha menanggulangi wabah ini dengan sekuat tenaga, dan ia membutuhkan banyak dukungan dari berbagai pihak.

Apa yang masyarakat ketahui sekarang adalah bahwa virus itu melompat ke manusia dari binatang - atau "sumber alami" lain, seperti yang disimpulkan oleh banyak peneliti. Sayangnya,  kita masih tidak tahu di mana dan kapan itu terjadi.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya