Berita

Maskapai penerbangan berbendera Australia, Qantas/Net

Dunia

Gara-gara Virus Corona, Qantas Pangkas 90 Persen Penerbangan Internasional

SELASA, 17 MARET 2020 | 08:01 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Maskapai penerbangan berbendera Australia, Qantas memangkas kapasitas penerbangan internasionalnya sebesar 90 persen dan penerbangan domestik sebesar 60 persen. Langkah ini diambil di tengah pandemi virus corona yang terjadi di lebih dari 100 negara dan wilayah di dunia saat ini.

Meningkatnya kasus infeksi virus corona atau Covid-19 di banyak negara saat ini menyebabkan banyak negara dan wilayah menerapkan larangan perjalanan. Hal itu jelas berdampak pada industri penerbangan.

Pihak Qantas sendiri memastikan bahwa pengurangan jadwal penerbangan tersebut dilakukan sejalan dengan penurunan permintaan. Langkah itu akan diberlakukan Qantas setidaknya hingga akhir Mei mendatang.


Akibat dari pengurangan penerbangan itu, maka sekitar 30 ribu staf Qantas dan maskapai penerbangan hematnya, Jetstar akan terkena dampak.

"Ini mewakili landasan sekitar 150 pesawat, termasuk hampir semua armada berbadan lebar kelompok itu," kata maskapai itu dalam sebuah pernyataan (Selasa, 17/3).

Sementara itu para pelancong yang terpaksa membatalkan pemesanan tiket akan diberikan voucher kredit, tetapi bukan pengembalian uang.

Qantas sendiri sebelumnya telah memotong penerbangan internasionalnya sekitar 25 persen minggu lalu.

Sejak itu, Australia, Amerika Serikat dan banyak negara lain telah memberlakukan pembatasan dan larangan ketat terhadap pengunjung internasional dalam upaya memperlambat penyebaran virus corona.

CEO Qantas Alan Joyce pada waktu itu juga mengatakan dia akan memberikan gajinya untuk sisa tahun keuangan, yang berakhir 30 Juni ini.

Joyce sendiri diketahui adalah CEO dengan bayaran tertinggi di Australia dengan bayaran 24 juta dolar Australia pada tahun keuangan 2018.

Analis pasar percaya banyak maskapai penerbangan bisa gulung tikar karena krisis tahun ini.

"Pada akhir Mei 2020, sebagian besar maskapai penerbangan di dunia akan bangkrut," kata perusahaan intelijen pasar CAPA dalam sebuah peringatan keras awal pekan ini, seperti dimuat Channel News Asia.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya