Petugas pemilihan umum di Israel tengah mempersiapkan perlengkapan untuk pemilu awal Maret ini/Reuters
Virus corona menjadi momok baru yang menakutkan bagi banyak orang di puluhan negara di dunia saat ini. Buukan tanpa alasan, pasalnya virus yang juga dikenal dengan nama resmi Covid-19 itu belum ditemukan obatnya ataupun vaksinnya. Terlebih, virus itu menyebar dengan sangat cepat di lebih dari 50 negara di dunia dan merenggut hampir 3.000 jiwa dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir.
Karena itulah, tidak heran jika banyak orang di berbagai belahan dunia yang waswas dan khawatir akan penyebaran virus tersebut, tidak terkecuali warga Israel.
Di negara tersebut bahkan ketakutan akan virus corona seketika meletus menjadi pertengkaran politik akhir pekan ini (Minggu, 1/3).
Hal itu bermula dari kehebohan yang terjadi di sebuah mal di kota Givatayim yang terletak berbatasan dengan Tel Aviv.
Para saksi mata mengatakan bahwa para pembeli di dalam mal berduyun-duyun keluar dari lantai atas mal setelah seorang pria datang ke sebuah klinik medis di sana dan mengeluhkan kesehatannya yang buruk.
"Orang-orang berada dalam histeria dan memutuskan untuk mengevakuasi lantai atas mal dan mengatakan ada korban corona," kata salah seorang saksi mata Hila Materni, seperti dimuat
Reuters.
Tidak lama setelah insiden itu, Kementerian Kesehatan Israel mengkonfirmasi bahwa pria yang bikin geger mal itu sakit setelah kembali ke Israel dari Amerika Serikat melalui Italia. Saat ini dia tengah menjalani pengujian untuk memastikan lebih lanjut kondisinya.
Namun insiden menjadi buah bibir di kalangan warga Israel dan seketika merambah ke isu politik hingga memicu terjadinya pertengkaran politik. Bukan hal yang mengherankan, karena Israel saat ini tengah bersiap menghadapi pemilu yang akan digelar besok (Senin, 2/3).
Perdana Menteri Israel yang juga merupakan petahana, Benjamin Netanyahu dan penantang utamanya, Benny Gantz saling melempar tuduhan dan klaim soal virus corona untuk mempengaruhi suara.
Gantz yang merupakan seorang mantan jenderal segera mengunjungi mal tersebut dan menuduh bahwa ada propaganda dari partai Likud yang berkuasa berusaha untuk memainkan isu virus coronavirus secara online.
"Givatayim adalah kubu Biru dan Putih," kata Gantz, merujuk partainya sendiri.
"(Netanyahu) berencana untuk mengganggu hari pemilihan, untuk menyebarkan berita palsu di mana saja yang diidentifikasi dengan Biru dan Putih untuk membuat Anda tetap di rumah," tudingnya.
Menanggapi tudingan itu, Netanyahu merespon dengan me-retweet unggahan Partai Likud yang menyebut bahwa apa yang Gantz bicarakan tidak lebih dari sekedar omong kosong belaka.
Sementara itu, Menteri Keamanan Dalam Negeri Gilad Erdan dari Likud mengatakan bahwa Netanyahu telah memerintahkan dinas keamanan Israel pekan lalu untuk melakukan upaya terbaik demi mencegah penyebaran virus corona serta rumor miring soal virus tersebut.
"Ini contoh lain dari Benny Gantz sendiri yang menyebarkan berita palsu," kata Erdan, seperti dimuat
Reuters.