Berita

Duka untuk korban pembunuhan massal di Amerika Serikat/Net

Dunia

41 Pembunuhan Massal Renggut 211 Nyawa Di Amerika Serikat Sepanjang Tahun 2019

MINGGU, 29 DESEMBER 2019 | 09:31 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Amerika Serikat memiliki catatan pembunuhan massal terburuk sepanjang tahun 2019 ini.

Merujuk pada data yang dikumpulkan oleh outlet media Associated Press, USA Today dan Northeastern University, diketahui ada 41 insiden dengan total 211 kematian yang terjadi di negeri Paman Sam sepanjang tahun ini.

Pembunuhan massal yang dimaksud dalam laporan ini adalah hilangnya empat nyawa atau lebih dalam satu insiden yang sama, tidak termasuk pelaku.


Di antara kasus pembunuhan massal yang paling mematikan di tahun 2019 in adalah kasus pembunuhan 12 orang di Virginia Beach pada Mei dan pembunuhan 22 orang di El Paso pada Agustus lalu.

Dalam laporan yang sama ditemukan juga bahwa dari 41 kasus pembunuhan massal yang terjadi pada tahun 2019 ini, 33 di antaranya melibatkan senjata api.

Selain itu, dari sejumlah wilayah di Amerika Serikat, California memiliki jumlah pembunuhan massal terbesar, dengan delapan kasus terjadi di wilayah tersebut tahun ini.

Meskipun 2019 memiliki jumlah insiden terbanyak, namun jumlah korban tewas akibat pembunuhan massal tahun ini tidak lebih banyak dari tahun 2017 yang mencapai 224 orang. Tahun itu merupakan penembakan massal paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat, ketika 59 orang ditembak mati di sebuah festival di Las Vegas. .

Namun para peneliti menekankan bahwa selain kasus-kasus tersebut, banyak pembunuhan massal di Amerika Serikat yang tidak menjadi berita utama karena melibatkan perselisihan keluarga, transaksi narkoba atau kekerasan geng.

Kriminolog dan profesor di Metropolitan State University di Minnesota, James Densley, mengatakan bahwa jumlah kasus pembunuhan massal di Amerika Serikat telah meningkat meskipun jumlah keseluruhan pembunuhan menurun.

"Sebagai persentase dari pembunuhan, pembunuhan massal ini juga menyebabkan lebih banyak kematian," katanya kepada Asssociated Press.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya