Berita

Kebakaran semak di luar Stadion Perth saat gelombang panas menghantam Australia Barat/BBC

Dunia

Siap-Siap, Australia Hadapi Cuaca Panas Ekstrem Pekan Depan

MINGGU, 15 DESEMBER 2019 | 09:32 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Australia diprediksi akan mengalami hari-hari terpanas sepanjang tahun ini pada minggu depan. Hal itu dikarenakan terjadi gelombang panas parah yang terjadi di wilayah barat negara itu yang akan bergerak ke arah timur.

Biro Meteorologi (BOM) Australia akhir pekan ini memprediksi, suhu di bayak wilayah di negeri kanguru pada pekan depan akan melebihi 40 derajat celcius.

"Kami memperkirakan beberapa kondisi yang sangat hangat saat kami menuju minggu depan, berpotensi memecahkan rekor untuk sejumlah daerah di seluruh Australia selatan selama tujuh hari ke depan," kata ahli meteorologi BOM Diana Eadie seperti dikutip oleh ABC News (Sabtu, 14/12).

"Ini tidak keluar dari kemungkinan bahwa kita bisa memecahkan suhu tertinggi yang pernah kita catat," tambahnya.

Sejauh ini, rekor terpanas yang pernah tercatat di Australia adalah ketika suhu mencapai 50.7 derajat celcius yang terjadi pada 2 Januari 1960 di kota pedalaman Oodnadatta di Australia Selatan.

Sementara itu, di sebagian wilayah Australia Barat dan juga Queensland, otoritas setempat mengeluarkan peringatan atas kemungkinan cuaca panas ekstrem yang berpotensi memicu kebakaran pekan depan.

Di Perth, Australia Barat, suhu diperkirakan tetap tinggi pada akhir pekan depan dan diperkirakan akan mencapai 40 derajat celsius Sabtu dan 41 derajat celcius pada hari Minggu pekan depan.

Bukan hanya itu, peringatan akan cuaca panas ekstrem juga dikeluarkan di beberapa wilayah di Australia Selatan. Salah satu wilayah di Australia Selatan, Adelaide, diperkirakan suhu akan mencapai 40 derajat celcius pada hari Selasa dan Rabu pekan depan serta mencapai 41 derajat celcius pada hari Kamis dan 42 derajat celcius pada hari Jumat.

Sementara itu di Melbourne, suhu diperkirakan akan mencapai 41 derajat celcuis pada hari Jumat pekan depan.

Gelombang panas juga diperkirakan akan memengaruhi wilayah New South Wales dan bagian selatan Northern Territory Australia.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya