Institut Teknologi Bandung (ITB) terus mengembangkan teknologi pesawat tanpa awak atau drone. Untuk saat ini ada 3 aspek yang terus jadi fokus ITB untuk melahirkan drone berteknologi tinggi.
Aspek pertama dalam pengembangan pesawat tanpa awak ini, ITB akan menyematkan sensor kamera berbasis Artificial Intelligence (AI).
"Kita mengembangkan penelitian berbasis digital sesuai perkembangan era industri 4.0. ITB dilengkapi laboratorium siber sekuriti untuk mendukung penelitian digital, termasuk penerapan dalam urusan militer dan kepolisian," terang Rektor ITB, Kadarsyah Suryadi di Bandung, baru-baru ini.
Dikutip
Kantor Berita RMOLJabar, Kadarsyah menambahkan, ada aspek lain yang tidak kalah penting dari pengembangan pesawat tanpa awak yang dilakukan ITB.
Yaitu kualitas daya tahan baterai. Pasalnya, semakin bagus kualitas baterai, maka akan semakin jauh jangkauan terbang drone tersebut.
"Kami sedang meneliti secara khusus untuk mengembangkan baterai listrik. Jadi paralel dengan penelitian pesawat tanpa awak, kita juga lanjutkan penelitian tentang baterai listrik," tambahnya.
Selain itu, Kadarsyah menilai pesawat tanpa awak yang dikembangkan juga harus memiliki bobot terbang yang ringan, namun tetap kuat. Untuk itu, ITB juga akan mengembangkan penelitian mengenai material yang tepat digunakan untuk pembuatan drone tersebut.
"ITB punya pusat science dan teknologi nanomaterial. Kita punya program studi material, metalurgi, dan lainnya. Ini kita kerjasamakan untuk meningkatkan kualitas bahannya," tuturnya.
Tak hanya itu, ITB pun memiliki pusat teknologi Pertahanan Keamanan (Hankam) yang dikerjasamakan dengan TNI, Polri, maupun industri.
Hal itu, kata Kadarsyah, merupakan upaya ITB dalam mendukung peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dicanangkan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.
"Banyak sekali karya-karya yang dikerjasamakan antara TNI, Polri, dan ITB yang sudah membuahkan hasil. Tentu, ini untuk membantu kelancaran tugas dari pihak TNI dan Polri," tandasnya.
