Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyambut baik penyelenggaraan Indonesia Internasional Book Fair (IIBF) 2019 yang dilangsungkan pada 4 hingga 8 September 2019 di Jakarta Convention Center (JCC) , Senayan, Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan secara simbolis membuka acara tersebut dan menyampaikan orasi literasi. Dalam orasi itu, Anies mendorong semua pihak agar menjadikan budaya literasi sebagai sebuah gerakan.
“Bersyukur sekali, IIBF sudah mencapai kegiatan yang ke-39 kalinya. Bagi sebuah kegiatan ini usia yang cukup panjang," ujar Anies pada Rabu (4/8)
"Tetapi bagi usaha untuk memajukan literasi, diperlukan lebih dari 39 tahun untuk menggerakkan literasi di Indonesia ini (khususnya di Jakarta)," sambungnya.
Anies ingin literasi tidak hanya menjadi program pemerintah, tapi juga menjadi gerakan seluruh masyarakat. Caranya melalui pendekatan kemitraan.
“Ajak teman-teman (dan) pihak-pihak yang selama ini bekerja di dalam kegiatan literasi untuk bekerja bersama dengan pemerintah, " jelas Anies.
Anies bercerita bahwa di awal-awal Indonesia merdeka, literasi kita hanya tumbuh lima persen.
"Mereka angkat bambu runcing sanggup, namun dikasih pulpen dan kertas untuk tulis nama tidak sanggup, " tutur Anies.
Maka salah satu pesan dalam UUD 1945 menyatakan mencerdaskan kehidupan bangsa. Begitu juga dalam program melek huruf yang digalakkan Bung Karno, dituliskan dalam spanduk yang terpasang “Bantulah Pemberantasan Buta Hurufâ€.
"Coba perhatikan kata pertamanya yaitu bantulah. Artinya itu mengajak, sebuah gerakan untuk terlibat. Problem itu harus dibagi. Solusi itu sama-sama," demikian Anies.
