Berita

AlbatrossOne

Dunia

Airbus Kembangkan Pesawat Dengan Sayap Berengsel

JUMAT, 05 JULI 2019 | 21:56 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Burung laut albatros dari keluarga Diomedeidae dalam ordo Procellariiformes merupakan salah satu burung dengan ukuran tubuh besar dan rentang sayap yang lebih panjang dari burung lainnya.

Burung yang banyak ditemukan di Samudera Antartika dan Pasifik Utara ini menginspirasi insinyur Airbus dalam pembuatan sayap pesawat berengsel.

Ujung sayap yang berengsel memungkinkan sayap “mengepak” ketika penerbangan berlangsung.


Terobosan ini berpotensi merevolusi desain sayap pesawat di masa depan.

Inovasi yang dilakukan Airbus ini bertujuan untuk mengurangi bobot sayap serta mengatasi efek turbulensi dan hembusan angin pada pesawat.

Prototype yang diberi nama AlbatrossOne telah diuji coba dengan sistem kendali jarak jauh lewat remote control.

Setelah penerbangan perdana tim pengembangan akan melakukan pengujian lebih jauh sebelum maju ke tahap berikutnya.

“Sebelumnya, sayap pesawat berengsel baru ditemukan pada pesawat militer, yakni untuk menghemat ruangan ketika harus diangkut dalam kapal induk,” ujar insinyur Airbus, Tom Wilson, di Filton, Bristol Utara, Inggris, dalam keterangan yang diterima redaksi ZonaTerbang.Com.

“AlbatrossOne adalah model pesawat pertama yang menguji-coba penggunaan ujung sayap berengsel saat terbang untuk meringankan efek turbulensi dan hembusan angin,“ sambungnya.

Dia mengatakan, burung albatros akan mengunci sayapnya di bagian bahu ketika harus terbang jarak jauh. Ketika angin berhembusan kuncian tersebut akan dibuka untuk memungkinkannya melakukan manuver.

“Model pesawat AlbatrossOne akan mengkaji kegunaan sayap pesawat berengsel yang dengan leluasa bisa beradaptasi terhadap turbulensi secara otomatis saat terbang. Teknologi ini akan dapat meringankan beban di pangkal sayap, dan mengurangi kebutuhan akan wing box yang berat,” sambung Wilson.

Airbus Executive Vice-President Engineering Jean-Brice Dumont menyampaikan bahwa AlbatrossOne menunjukkan “bagaimana alam dapat menjadi sumber inspirasi.”

“Ketika ada hembusan angin atau turbulensi, sayap pesawat konvesional akan membebani badan pesawat. Oleh karena itu, pangkal sayap perlu diperkuat. Penguatan ini akan menambah beban keseluruhan pesawat,“ ujar Dumont.

“Sayap berengsel yang dapat beradaptasi terhadap hembusan angin akan memungkinkan kami untuk membuat sayap yang lebih ringan dan panjang. Semakin panjang sayap pesawat, maka semakin sedikit hambatan untuk terbang secara optimal. Hal ini berpotensi meningkatkan efisiensi bahan bakar,” ujarnya.

AlbatrossOne, yang dikembangkan insinyur Airbus di Filton, menyelesaikan uji terbang perdananya pada bulan Februari setelah menjalani program pengembangan selama 20 bulan. Menurut Dumont, AlbatrossOne adalah “pesawat pertama yang dibuat Filton sejak Concorde“.

AlbatrossOne terbuat dari bahan serat karbon dan polimer yang diperkuat dengan serat kaca serta komponen lapisan tambahan.

Salah satu insinyur Filton, James Kirk, mengatakan bahwa penerbangan perdana AlbatrossOne bertujuan untuk menguji stabilitas pesawat tersebut dalam keadaan engsel sayap terkunci dan ketika kuncinya dibuka.

“Langkah selanjutnya adalah untuk melakukan pengujian lebih lanjut terhadap penggabungan mode terkunci dan tak terkunci, agar keduanya dapat dilakukan saat terbang. Kemudian, akan dipelajari pula transisi antara kedua mode tersebut,” jelasnya.

Tim pengembang telah mempresentasikan hasil riset mereka dalam konferensi International Forum on Aeroelasticity and Structural Dynamics di Amerika Serikat pada awal Juni lalu.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya