Berita

Teguh Santosa/RMOL

Dunia

Soli Sahara Desak Rejim Polisario Bebaskan Aktivis Pro Demokrasi

RABU, 26 JUNI 2019 | 19:04 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Kalangan aktivis kemanusiaan diajak untuk ikut mendesak rejim Polisario segera membebaskan sejumlah aktivis yang ditangkap karena menginginkan perubahan, demokratisasi dan kehidupan yang lebih baik di Kamp Tindouf.

Ajakan itu disampaikan Koordinator Solidaritas Indonesia untuk Sahara (Soli Sahara), Teguh Santosa, dalam keterangan di Jakarta, Rabu (26/6).

“Penangkapan aktivis pro-demokrasi di Kamp Tindouf ini sangat memprihatinkan. Mereka memiliki hak untuk memperjuangkan dan menyuarakan perbaikan nasib mereka dan keluarga mereka yang selama empat dekade hidup di bawah kontrol rejim Polisario,” ujar Teguh.

Dalam sepekan terakhir aparat keamanan Polisario melakukan penangkapan terhadap pihak-pihak yang dianggap menantang dan mengganggu kekuasaan mereka.

Pada Selasa (17/6) pekan lalu, aparat keamanan Polisario menangkap aktivis Sahrawi Initiative for Change (SIC), Moulay Abba Bouzid, saat  sedang ikut dalam aksi duduk di depan markas UNHCR di Rabouni.

Selain menangkap Moulay Abba Bouzid, pihak keamanan Polisario juga menangkap seorang wartawan, Shahid Al Hafiz.

Sehari kemudian (Selasa, 18/6), giliran aktivis Fadel Brika yang ditangkap aparat keamanan Polisario.

Polisario adalah kelompok separatis yang mengklaim kemerdekaan Sahara Barat dari Kerajaan Maroko. Kelompok ini didirikan di Kamp Tindouf di Aljazair pada bulan Mei 1973.

Awalnya, Polisario didirikan untuk membantu pembebasan Sahara Barat dari kolonialisasi Spanyol. Namun pada era Perang Dingin, Polisario menjadi instrumen Blok Timur untuk mendapatkan pengaruh di kawasan Sahara dan Sub Sahara. Setelah Perang Dingin berakhir, Polisario pun kehilangan pengaruh.

Informasi penangkapan aktivis SIC ini diberitakan sejumlah media yang memiliki perhatian pada isu  Sahara Barat, seperti Sahara-Question.com yang mengutip informasi dari media pro-Polisario, Futurosahara.net. Media Yabiladi.net juga melaporkan hal serupa.

Teguh Santosa yang juga dosen jurusan hubungan internasional di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, pernah dua kali menjadi petisioner isu Sahara Barat di markas PBB di New York, yakni di tahun 2011 dan 2012. Dalam proposal yang disampaikannya di PBB ketika itu, Teguh memandang keterbukaan dan demokratisasi adalah syarat kunci untuk memperbaiki nasib kehidupan bangsa Sahrawi di Kamp Tindouf.

Terkait dengan penangkapan aktivis belakangan ini, menurut Teguh, itu terjadi karena Polisario menjadikan para pengungsi di Kamp Tindouf sebagai “bahan bakar” untuk klaim mereka atas kemerdekaan Sahara Barat. Itu sebabnya Polisario tertutup dan anti perubahan.

“Komunitas internasional perlu mengupayakan pembebasan pengungsi bangsa Sahrawi dari rejim otoriter Polisario,” demikian Teguh.  

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya