Berita

Jokowi dan Luhut Binsar Panjaitan/Net

Politik

Watchdoc: Jokowi Dan Luhut Tak Hanya Sebatas Presiden Dan Menteri, Ada Kaitan Bisnis Di Belakang Mereka

SELASA, 16 APRIL 2019 | 23:23 WIB | LAPORAN:

Keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut memiliki perusahaan yang bergerak di banyak bidang. Perusahaan itu, tercatat dalam Dokumen Tentang Kepemilikan Perusahaan di Departemen Hukum dan HAM dengan nama PT Rakabu Sejahtera.

Putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka disebut pernah tercatat sebagai pemegang saham dan komisaris perusahaan tersebut. Namun saat ini, posisi Gibran digantikan oleh adiknya, Kaesang Pengarep.

Hal itu diungkap dalam film dokumenter berjudul 'Sexy Killers' yang viral di YouTube. Film itu mengangkat isu lingkungan dan diunggah oleh channel YouTube 'Watchdoc Image', Sabtu (13/4) lalu. Hingga hari ini, Selasa (16/4), pukul 23.19 WIB, film tersebut sudah ditonton 9 juta kali.


Film tersebut menyoroti dampak buruk pertambangan batu bara terhadap lingkungan, kehidupan dan masyarakat yang ada di sekitar lokasi pertambangan. Tak hanya itu, film ini juga mengungkap para 'pemain' dalam perusahaan tambang batu bara tersebut, yang salah satunya adalah Jokowi.

Disebutkan, PT Rakabu Sejahtera pada prinsipnya bergerak di bidang mebel dan furniture. Namun ternyata, saham perusahaan itu juga dimiliki oleh PT Toba Sejahtera milik Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, yang salah satu anak perusahaannya bergerak di bidang tambang dan batu bara.

"Tapi apa kepentingan perusahaan induk PT Toba Sejahtera dengan perusahaan mebel asal Solo?" ujar narator dalam film tersebut.

Ternyata, dalam dokumen PT Rakabu Sejahtera disebutkan, perusahaan ini juga bergerak di berbagai bidang meliputi pembangunan atau konstruksi, pembebasan lahan, real estate, properti, pengerjaan beton, instalasi mesin, jaringan telekomunikasi, multimedia, reklame dan periklanan, bahkan pengembangan wilayah transmigrasi.

"Mebel dan furniture, hanyalah salah satu dari bidang usaha terkait kehutanan. PT Rakabu Sejahtera juga bergerak di bidang pengolahan kayu, pengangkutan hingga industri kebutuhan rumah tangga, yang semua terkait produk turunan kelapa sawit atau kayu," imbuhnya.  

Perusahaan milik keluarga Jokowi itu didirikan pada tahun 2009. Modal awal yang diperlukan untuk mendirikan perusahaan itu cukup besar, mengingat banyaknya cakupan usaha, yaitu sebesar Rp 31 Miliar.

Watchdoc adalah rumah produksi audio visual yang berdiri sejak 2009. Sejumlah karya video dokumenter, komersial dan nonkomersial telah berhasil diproduksi, dan meraih sejumlah penghargaan. 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya