Berita

Maharlika/Net

Dahlan Iskan

Maharlika

RABU, 13 FEBRUARI 2019 | 05:04 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

SAYA sering salah menuliskan Filipina. Kadang Philipina. Kadang Philippina. Kadang Phillipina.

Presidennya sendiri kini usulM nama Filipina diganti dengan Maharlika. Lebih pribumi, katanya.

Nama Philippina memang diambil dari penjajah. Raja Philip II. Yang dulu menjajah Filipina.


Raja Philip II sebenarnya tidak hanya menjajah Filipina. Juga menguasai Portugal, sebagian Italia dan sebagian besar Belanda. Pun sampai sebagian Inggris. Di tahun 1500-an.

Sedang Maharlika berasal dari bahasa Melayu. Melayu Tagalog. Yang berakar pada bahasa Sansekerta. Artinya, bebas, merdeka, damai, sejahtera. Juga lebih nasionalis.

Ide mengganti Filipina menjadi Maharlika sebenarnya tidak baru. Pernah juga diwacanakan oleh Presiden Ferdinand Marcos. Tapi keburu jatuh. Oleh people power. Menandai berakhirnya orde baru yang otoriter di sana.

Presiden Duterte sendiri rasanya juga tidak sempat membidani nama baru itu. Masa jabatannya tidak sampai setahun lagi. Di Filipina seorang presiden hanya boleh satu masa jabatan.

Tentu tidak mudah mengganti nama negara. Toh tidak ada pemicu yang kuat. Kecuali alasan nasionalisme tadi.

Beda dengan Macedonia. Yang bulan lalu berubah nama. Menjadi Macedonia Utara.

Alasannya kuat: dari pada rebutan nama. Yang berlarut-larut. Menghabiskan energi. Tidak ada hasilnya.

Penyebabnya, Macedonia bertetangga dengan Macedonia. Yang terakhir itu adalah nama propinsi paling utara di Yunani. Yang merasa lebih Macedonia dibanding Macedonia.

Pertengkaran tidak habis-habisnya. Sejak Macedonia merdeka. Dari Yugoslavia. Dengan menggunakan nama negara Macedonia.

Masalahnya, Macedonia ingin segera menjadi anggota masyarakat Eropa. Agar cepat makmur. Juga menjadi anggota NATO. Tapi selalu terganjal nama. Digugat oleh Macedonianya Yunani.

Rakyat di Macedonia juga berkeras. Mereka merasa berhak menggunakan nama negaranya Macedonia. Justru yang di Yunani itu kan hanya sebuah propinsi.

Tapi akhirnya yang waras mengalah. Demi kemajuan negara. Rakyat Macedonia melakukan referendum. Akhir tahun lalu. Hasilnya: perubahan nama negara menang tipis. Menjadi Macedonia Utara.

Rakyat propinsi Macedonia masih belum bisa menerima. Negara itu tidak boleh sama sekali menggunakan kata Macedonia. Biar pun diberi tambahan Utara.

Persoalan ini sampai dibawa ke parlemen Yunani. Akhirnya parlemen mengakui nama Macedonia Utara. Akal sehat memperoleh kemenangan.

Kalau saja Filipina berubah menjadi Maharlika itu juga tidak baru. Myanmar dulu juga bernama Burma.

Pernah juga ada yang usul. Nama Indonesia diubah menjadi Asia Raya. Mumpung belum ada yang menggunakan nama itu. Biar tidak berbau Indo. Menjadi lebih gagah, Asia Raya.

Tapi wacana itu tidak pernah mendapat sambutan. Nama Indonesia sudah menjadi garis tangan. Siapa tahu juga membawa kedamaian dan kemakmuran. [***]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya