Berita

Amirullah Hidayat/Net

Politik

PDIP Eksploitasi Kasus Pelanggaran HAM Karena Takut Kehilangan Kekuasaan

SABTU, 28 JULI 2018 | 17:58 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. PDI Perjuangan melakukan tindakan yang memalukan dan membuktikan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu selalu mengeksploitasi kasus pelanggaran HAM masa lalu untuk kepentingan nafsu politik sesaat.

Demikian disampaikan Koordinator Pusat Komunitas Relawan Sadar Indonesia (Korsa), Amirullah Hidayat menanggapi langkah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan pengurus lain yang mendatangi kantor Komnas HAM di Jakarta, Kamis (26/7).

Hasto mengatakan, pihaknya segera membuat surat resmi guna melaporkan dugaan pelanggaran HAM di masa lalu termasuk kasus 27 Juli (Kudatuli).


Amir mengungkapkan, penyelesaian kasus HAM masa lalu sebenarnya bisa dilakukan dan dituntaskan oleh PDIP sejak Megawati menjabat presiden, atau di awal-awal pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Kalau PDIP mau menyelesaikan kasus pelanggaran HAM masa lalu sangatlah mudah. Sebab hari ini yang berkuasa pemerintahan di bawah PDIP, jadi tidak perlu ke Komnas HAM lah," sindirnya, Sabtu (28/7).

"Jadi jelas bahwa tindakan Hasto itu hanya untuk mengeksploitasi korban dan keluarga korban pelanggaran HAM demi nafsu politik, takut kehilangan kekuasaan," ujar Amir menambahkan.

Oleh karena itu, Korsa meminta kepada PDIP untuk tidak menjadikan korban tragedi pelanggaran HAM sebagai ajang eksploitasi untuk kekuasaan. Kalau serius, lanjut Amir, suruh Presiden Jokowi yang juga kader PDIP membentuk tim independen pengusutan pelanggaran HAM.

Buka siapa orang yang bertanggung jawab, seperti dalam Kudatuli, sebab kasus itu jelas dan terang benderang, dan rakyat paham kejadiannya, apalagi masih banyak tokoh yang terlibat masih hidup.

"Jadi sangat mudah diusut. Dan itu sesuai janji Jokowi dalam Nawacita. Kita lihat apakah PDIP berani melakukannya, tapi saya rasa tidak berani karena akan membongkar semuanya," tegas Amir, yang juga aktivis muda Muhammdiyah. [rus]

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bahlil: Jangan Uji NYali, Kita Nothing To Lose

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:44

Bukan AI Tapi Non-Human

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43

Usai Dicopot Ketua Golkar Sumut, Ijeck Belum Komunikasi dengan Doli

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:12

Exynos 2600 Dirilis, Chip Smartphone 2nm Pertama di Dunia

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:52

Akui Kecewa Dicopot dari Ketua DPD Golkar Sumut, Ijeck: Mau Apalagi? Kita Terima

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:42

Bahlil Sentil Senior Golkar: Jangan Terlalu Lama Merasa Jadi Ketua Umum

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:22

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Sekretaris Golkar Sumut Mundur, Ijeck Apresiasi Kesetiaan Kader

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:06

Dana Asing Banjiri RI Rp240 Miliar Selama Sepekan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:01

Garda Satu dan Pemkab Tangerang Luncurkan SPPG Tipar Raya Jambe

Sabtu, 20 Desember 2025 | 13:38

Selengkapnya