Berita

Ma'ruf Amin/Net

Nusantara

Soal Islam Nusantara, Ma'ruf Amin Harusnya Menyatukan Bukan Memaksakan

SABTU, 28 JULI 2018 | 10:38 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Mejelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat semestinya melihat masalah secara mikro dan makro, internal dan eksternal. Pasalnya, MUI adalah milik umat Islam yang luas bukan milik salah satu golongan.

Demikian disampaikan Anggota Dewan Pakar ICMI Pusat, Anton Tabah Digdoyo menanggapi pelarangan Ketua Umum MUI Pusat, KH. Maruf Amin terhadap pihak-pihak yang tidak setuju dengan konsep Islam Nusantara, dalam hal ini MUI Sumatera Barat.

Konsep Islam Nusantara sendiri digulirkan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siroj.


"Islam Nusantara itu masalah mikro yang masih bermasalah. Lihat, di kalangan NU sendiri masih banyak yang nentang," ujar Anton Tabah dalam keterangannya, Sabtu (28/7).

"Mestinya KH. Maruf Amin bertindak sebagai Rais 'Aam PBNU untuk menyatukan NU menerima atau menolak ide Islam Nusantara tersebut, bukan memaksakan orang di luar NU utuk menerima sesuatu yang di NU sendiri masih banyak yang nentang," tambahnya.

Ditambah lagi, penjelasan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) dan Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf tentang Islam Nusantara di video yang viral bahwa konsep Islam Nusantara lebih hebat dari Islam Arab.

Jelas Anton Tabah, penjelasan Yahya Staquf tersebut makin membuat umat Islam bingung bahkan marah.

"Islam ya Islam, yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, tidak ada Islam Timur Tengah, Islam Nusantara dan sebagainya. Apalagi muncul isu akan ada Al-Quran nusantara, fikih nusantara, bahkan salat berbahasa Indonesia dan lain-lain. Tentu penolakan terhadap Islam Nusantara akan makin meluas," ucapnya.

Untuk itu, Ma'ruf Amin sebagai Rais 'Aam PBNU disarankan terlebih dahulu menyatukan konsep Islam Nusantara di kalangan NU, baru mengumumkannya ke publik.

"Contohlah Muhammadiyah saat mau umumkan hasil Tarjih yang haramkan rokok, samakan dulu pemahaman internal Muhammadiyah baru diumumkan ke publik. Soal publik ada yang tidak setuju tidak masalah, tapi internal sudah kompak. Karena itu MUI tidak berhak melarang umat menolak ide Islam Nusantara dan itu hak umat," demikian Anton Tabah. [rus]

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bahlil: Jangan Uji NYali, Kita Nothing To Lose

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:44

Bukan AI Tapi Non-Human

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43

Usai Dicopot Ketua Golkar Sumut, Ijeck Belum Komunikasi dengan Doli

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:12

Exynos 2600 Dirilis, Chip Smartphone 2nm Pertama di Dunia

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:52

Akui Kecewa Dicopot dari Ketua DPD Golkar Sumut, Ijeck: Mau Apalagi? Kita Terima

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:42

Bahlil Sentil Senior Golkar: Jangan Terlalu Lama Merasa Jadi Ketua Umum

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:22

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Sekretaris Golkar Sumut Mundur, Ijeck Apresiasi Kesetiaan Kader

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:06

Dana Asing Banjiri RI Rp240 Miliar Selama Sepekan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:01

Garda Satu dan Pemkab Tangerang Luncurkan SPPG Tipar Raya Jambe

Sabtu, 20 Desember 2025 | 13:38

Selengkapnya