Berita

Suhardi Alius/Humas BNPT

Pertahanan

Kepala BNPT: SOP Pengamanan Tambang Mineral Dan Batubara Harus Konsisten

KAMIS, 19 JULI 2018 | 06:28 WIB | LAPORAN:

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus melakukan menyosialisasikan Standar Operasional Prosedur (SOP) sistem keamanan objek vital nasional bidang energi dan sumber daya mineral subbidang mineral dan batubara dalam menghadapi ancaman terorisme.

"SOP itu sangat penting untuk mengantisipasi dinamika terorisme yang terus berubah dan bisa menyasar siapa saja. Kalau dulu mereka menyasar apa-apa yang berbau Amerika Serikat, tapi sekarang semuanya disasar. Bahkan tidak hanya aparat, obvitnas pun bisa menjadi target mereka. Intinya, mereka selalu mencari titik lemah kita," kata Kepala BNPT Komjen Pol. Suhardi Alius saat membuka kegiatan sosialiasi SOP sistem keamanan objek vital nasional bidang energi dan sumber daya mineral di Hotel Royal Kuningan, Jakarta.

Kegiatan itu dihadiri seluruh stakehoder terkait dari Kementerian ESDM, Kepolisian, TNI, dan berbagai perwakilan tambang mineral dan batubara seluruh Indonesia.

Menurut Komjen Suhardi, Obvitnas menjadi salah satu konsen BNPT. Pasalnya, Obvitnas, terutama tambang mineral dan batubara memiliki peran penting dalam sistem perekonomian di Indonesia. Contohnya batubara yang banyak digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

"Tugas kami mendesain dan mensimulasikan SOP ini, apabila terjadi serangan teror dan bagaimana langkah-langkahnya. SOP ini dibuat dengan melibatkan seluruh stakeholder dan sekarang kami sosialisasikan. Dengan adanya SOP ini, kita tidak terdadak bila terjadi sesuatu, karena sudah ada SOP penanganannya. Perlu saya tegaskan bahwa pencegahan akan lebih bagus, daripada harus mendapat serangan," papar mantan Kapolda Jabar ini.

Ia melanjutkan, SOP ini akan menjadi gambaran dan panduan serta berlaku pada saat tertentu. Namun, ke depan SOP ini akan terus berkembang sesuai dengan modus operandinya.

Komjen Suhardi meminta SOP ini harus dijalankan secara konsisten. Pasalnya, fenomena terorisme terus berkembang tidak mengenal tempat dan waktu. Mereka (teroris) bahkan senang dengan kerumunan orang karena bila sampai ada gangguan, mereka merasa berhasil menimbulkan ketakutan di masyarakat. Apalagi dengan era digital informasi yang canggih sekarang. Kalau dulu rekrutmen harus tatap muka, sekarang cukup online.

Buktinya fenomena lone wolf. Menghadapi dinamika ini, kita harus menyiapkan langkah pencegahan dan penangananya jangan sampai Obvitnas tidak memiliki SOP, karena kalau terjadi serangan cost-nya sangat mahal," terang mantan Sestama Lemhanas ini.

Hadir dalam kegiatan ini, Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir, Direktur Perlindungan Brigjen Pol. Herwan Chaidir, M. Hendrastro (Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara) mewakili Dirjen Minerba, Prof. Bambang Widodo Umar (narasumber), Kasubdit Pam Obvit dan Transportasi BNPT Letkol Mar. Wahyu Herawan, dan Kasie. Pam Obvit BNPT Kompol Zulkifli. [wid]

 

Populer

Jokowi Kumpulkan Kapolda Hingga Kapolres Jelang Apel Akbar Pasukan Berani Mati, Ada Apa?

Kamis, 12 September 2024 | 11:08

Jagoan PDIP di Pilkada 2024 Berpeluang Batal, Jika….

Minggu, 08 September 2024 | 09:30

Slank sudah Kembali ke Jalan yang Benar

Sabtu, 07 September 2024 | 00:24

Soal Video Winson Reynaldi, Pemuda Katolik: Maafkan Saja, Dia Tidak Tahu Apa yang Dia Perbuat!

Senin, 09 September 2024 | 22:18

Ini Kisah di Balik Fufufafa Dikaitkan dengan Gibran

Rabu, 11 September 2024 | 01:15

Petunjuk Fufufafa Mengarah ke Gibran Makin Bertebaran

Kamis, 12 September 2024 | 19:48

AHY Tuntaskan Ujian Doktoral dengan Nilai Hampir Sempurna

Kamis, 12 September 2024 | 17:12

UPDATE

Taiwan Bersiap Hadapi Hujan Petir Bebinca

Jumat, 13 September 2024 | 16:05

Cawagub Pendamping Emil Menghadap Pimpinan MPR di Senayan, Ada Apa?

Jumat, 13 September 2024 | 15:44

Begini Strategi Pertamina Wujudkan Net Zero Emissions 2060

Jumat, 13 September 2024 | 15:41

Diduga Pungli Rp500 Ribu, Anggota Samsat Bekasi Diproses Propam

Jumat, 13 September 2024 | 15:29

Sinyal Kepanikan Jokowi Makin Kuat Jelang Lengser

Jumat, 13 September 2024 | 15:25

Ormas Lebih Mudah Ketemu Presiden Jokowi Ketimbang Pimpinan KPK

Jumat, 13 September 2024 | 15:24

Lebih Akurat, Taiwan Mulai Gunakan Teknologi AI untuk Ramal Cuaca

Jumat, 13 September 2024 | 15:24

Bank Sentral Eropa Kembali Pangkas Suku Bunga

Jumat, 13 September 2024 | 15:15

Lebih dari 20 Negara Afrika Dukung Israel Kuasai Palestina

Jumat, 13 September 2024 | 15:10

Kementan Targetkan Produksi Beras 32,29 Juta Ton di 2025

Jumat, 13 September 2024 | 14:55

Selengkapnya