Berita

Foto: RMOL

Hukum

Demo GPII: Tangkap Puan Maharani Cs!

JUMAT, 20 APRIL 2018 | 17:35 WIB | LAPORAN: DARMANSYAH

Aktivis Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) Jakarta Raya menggelar unjuk rasa di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (20/4).

Mereka mendukung komisi anti rasuah menuntaskan kasus korupsi pengadaan KTP elektronik senilai Rp 2,3 triliun.

"Korupsi duit negara Rp 2,3 triliun ini merupakan kejahatan yang hampir sempurna. Karena melibatkan banyak nama dari tiga unsur penting sebuah negara, yaitu eksekutif, legislatif dan pengusaha," kata Koordinator Aksi, Herlambang.


Herlambang mengatakan berdasarkan pantauan GPII Jakarta Raya, proses penanganan skandal korupsi pengadaan KTP el baru menjerat delapan orang, yaitu Sugiharto (vonis 5 tahun penjara), Irman (vonis 7 tahun penjara), Andi Narongong (vonis 8 tahun penjara) Made Oka, Irvanto Hendra Pramudi, Setya Novanto (terdakwa) Markus Nari (tersangka) dan Anang Sugiana Sudiharjo.

Padahal sudah menjadi rahasia publik apabila kasus ini melibatkan banyak nama lainnya.

"Semua pelakunya harus ditindak dan dihukum tanpa terkecuali," tegas Herlambang.

Bahkan kabar terbaru dari terdakwa Setya Novanto, menyebut sejumlah nama sebagai penerima aliran dana proyek KTP el dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta Pusat pada 22 Maret 2018.

Lima orang yang disebut Novanto adalah Ganjar Pranowo, Tamsil Linrung, Puan Maharani, Pramono Anung, Melchias Mekeng dan Olly Dondokambey.

"Demi keadilan masyarakat dan kepastian hukum, kami memberikan dukungan moral kepada KPK untuk memproses hukum nama-nama yang diduga menerima aliran dana korupsi e-KTP tersebut dan meminta menuntaskan kasus ini secara adil dan transparan," kata Herlambang.

GPII Jakarta Raya juga mendorong agar KPK tidak gentar mengusut nama-nama besar seperti yang disebutkan Setya Novanto.

"Kami meminta KPK untuk tidak takut mengadili nama-nama pejabat negara yang terlibat kasus korupsi KTP elektronik," tegasnya.[dem]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya