Berita

Guru HUT PGRI/Net

Politik

PGRI Dan IGI Adukan Nasib Guru Ke DPR

KAMIS, 15 MARET 2018 | 00:34 WIB | LAPORAN: SORAYA NOVIKA

Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi meminta Komisi X DPR RI untuk memperjuangkan tertundanya pengangkatan guru honorer menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Menurut Unifah langkah tersebut merupakan upaya dalam mengentaskan kurangnya tenaga pengajar.

"Solusi yang bisa kami tawarkan yaitu pengangkayan guru honorer yang berjumlah 351.965 menjadi PNS saja," ujar Unifah saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi X DPR di Komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (14/3).

Menurut Unifah, syarat pengangkatan guru honorer juga perlu pengawasan dari pemerintah seperti guru honorer yang akan diangkat menjadi ASN harus sudah bekerja minimal 2 tahun dan target penempatan guru-guru tersebut adalah Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang secara masif kekurangan guru.

Di kesempatan yang sama, Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), Muhammad Ramli Rahim menilai salah satu penyebab krisis pendidikan di Indonesia adalah gaji guru yang tidak layak.

Hal ini jua berdampak pada generasi didikan dari guru tersebut yang bekerja sebagai buruh di luar negeri.

"Sebagian guru-guru ketika murid mereka menjadi buruh di luar negeri, justru bangga karena muridnya memiliki gaji yang berkali-kali lipat dari gajinya. Padahal misi dari sekolah SMK untuk berkarya," terang Ramli.

Permasalahan lain yang terjadi dalam dunia pendidikan adalah literasi.

Ramli menjelaskan literasi di Indonesia, dari tahun ke tahun hanya mendapat ranking 10 besar dari belakang. Padahal literasi itulah yang menentukan apakah Indonesia bisa duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dengan negara-negara lain.

"Guru itu harus melek literasi dari berbagai media dan sarana, tapi kalau seperti ini bagaimana bersaing dengan negara-negara lain" tutup Ramli. [nes]

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya